Aneka Pemikiran Filsafat Sejarah Kritis Mengenai Skeptisisme, Konstruktivisme dan Re-Enactmentisisme

- 16 Februari 2021, 15:35 WIB
Ilustrasi alat masa lampau.
Ilustrasi alat masa lampau. /Pixabay.com/DarkmoonArt_de



PORTAL PASURUAN - Sejarah berasal dari kata Yunani, yaitu istoria yang artinya ilmu.

Kata istoria pada umumnya diperuntukkan bagi pengkisahan atau pertelaan mengenai gejala-gejala, seluk beluk manusia dalam urutan kronologis.

Filsafat sejarah kritis terkait pengetahuan masa silam banyak menarik untuk diteriti pada bidang tersebut.

Baca Juga: Lirik Lagu It's Ok if You Forget Me yang Dipopulerkan Astrid S, Penyanyi Asal Norwegia Spesialis Lagu Galau

Berikut aneka pemikiran filsafat sejarah kritis:

1. Skeptisisme B. Russell

Bentuk skeptisisme sejarah yang paling ekstrim yaitu kesangsian, apakah masa silam memang pernah ada.

Mungkin, masa silam hanya merupakan hasil rekaan, hasil khayalan cerita yang ditulis oleh sejarawan.

Bertand Russell (1872-1970), tokoh filsuf utama abad ke-20 mengatakan bahwa kenang-kenangan masa silam ternyata baru diciptakan lima menit yang lalu. Kesemuanya baru berumur lima menit.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 4 SD Halaman 86, 87, 88, 89, 90 Subtema 2 Indahnya Keragaman Budaya Negeriku

2. Konstruktivisme M. Oakeshot & L.J. Goldstein

Skeptikus dapat mengutarakan pendapatnya tentang masa silam, jika semua beralasan masa silam merupakan rekaan dari pengarang.

Maka ia berusaha untuk menyangsikan atau meragukan kesahihan pengetahuan sejarah. Bentuk skeptisisme diutarakan M. Oakeshot dalam karyanya Experience and Its Modes (1993) dan L.J. Goldstein dalam tulisannya Historical Knowing (1976).

Titik pangkal Oakeshot merupakan bentuk empirisme ekstrem, seolah-olah hanya dapat memperoleh pengetahuan yang dapat diandalkan mengenai hal-hal yang sekarang dan diamati.

Baca Juga: Kemenangan 3-0 atas Sheffield United Bawa West Ham ke Lima Besar Liga Inggris, Gusur Liverpool

3. Re-Enactmentisisme R.G. Collingwood

R.G. Collingwood (1889-1943) membantah skeptisisme secara fundamental. Titik pangkal Collingwood sebetulnya tidak jauh dar asumsi Oakeshott.

Collingwood menyebut re-enanctment of the past, artinya masa silam dipantaskan kembali dan diperagakan kembali.

Jalan pikiran Collingwood menjurus ke intelektualisme. Filsafat sejarah kritis merupakan unsur ketiga dalam filsafat sejarah.

Baca Juga: Dorong Stabilitas Perekonomian dan Pembangunan, Sri Mulyani: TNI - Polri Dua Institusi Penting

Seorang filsuf sejarah kritis meneliti sarana yang digunakan seorang ahli sejarah. Hal ini untuk memaparkan atau mengkisahkan peristiwa masa silam dengan cara yang tepat.***

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: Buku Refleksi Tentang Sejarah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x