PORTAL PASURUAN - Terdapat tiga kelompok masyarakat Arab jahiliyah pada saat itu. Satu, masyarakat Pagan yang nomaden. Dua, masyarakat Pagan yang menetap. Tiga, mereka yang meyakini adanya Tuhan namun tidak menafikan keberadaan kelompok lain.
Masyarakat, baik yang nomaden maupun menetap, hidup di dalam budaya kesukuan Badui. Hidupnya berpindah-pindah dari atu tenpat ke tempat lainnya. Hal itu bertujuan untuk mencari air dan padangan rumput untuk binatang gembalaan mereka.
Di antara kebiasaan masyarakat itu adalah mengendarai unta, menggembala domba dan keledai, berburu, serta menyerang musuh. Mereka masih belum mengenal pertanian dan perdagangan.
Baca Juga: Nabi Muhammad sebagai Pembawa Kesejahteraan dan Kemajuan Masyarakat
Baca Juga: Biodata, Profil, Fakta Menarik Moonbin Anggota ASTRO Pernah Belajar di Hanlim Multi Arts High School
Kelompok beberapa keluarga membentuk kabilah. Beberapa kelompok kabilah membentuk suku dan kemudian dipimpin oleh seorang syaikh. Mereka amat menekankan hubungan kesukuan sehingga kesetiaan kelompokmenjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku.
Pada saat itu, mereka amat menyukai peperangan antarsuku.Sikap ini tampaknya telah menjadi tabiat yang mendarah daging dalam diri masyarakat Arab.
Sesungguhnya sejak zaman jahiliyah, masyarakat Arab memiliki berbagai sifat dan karakter yang positif, seperti sifatnya yang pemberani, ketahanan fisik yang prima, daya ingat yang kuat, kesadaran akan harga dir dan martabat.
Artikel Rekomendasi