Warga Korea Utara Dilarang Keras Nonton Drakor, Ternyata Ini Maksud Kim Jong Un

27 Januari 2021, 12:31 WIB
Kim Jong Un Bakal Penjarakan Warganya Jika Ketahuan Nonton Hiburan dan Tiru Bahasa Korea Selatan /Dailymail.com

PORTAL PASURUAN - Korea Selatan adalah negeri yang identik dengan drama, film, musik serta budaya yang beragam.

Namun berbeda dengan sang tetangga, Korea Utara. Negara itu malah memberlakukan denda berat atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan, bahkan meniru cara orang Korea Selatan berbicara.

Kim Jong Un baru-baru ini memberlakukan sebuah undang-undang pemikiran anti-reaksioner.

Baca Juga: Kenakan Jaket Merah, Jokowi Disuntik Vaksin Covid-19 yang Kedua di Istana Negara

Ia menyatakan perang terhadap semua pengaruh luar dan menyerukan hiburan terbaik hanya ada di dalam negeri.

Rimjin-gang, majalah berbasis di Jepang yang juga mengumpulkan sumber-sumber di Korea Utara melaporkan bahwa undang-undang baru tersebut melarang berbicara atau menulis dalam gaya Korea Selatan.

Pemimpin Korut ini akan meberi hukuman penjara 15 tahun di kamp penjara bagi mereka yang ketahuan bergaya seperti warga Korea Selatan.

Baca Juga: Gempa Mamuju Mengakibatkan Sejumlah Bangunan Rusak Parah, Termasuk Fasilitas Kesehatan

Kim juga mengkritik warganya menggunakan istilah seperti "oppa" (kakak laki-laki) dan "dong-saeng" (adik perempuan, saudara laki-laki) untuk merujuk pada non-kerabat.

Dilansir dari PORTAL PASURUAN dari laman Daily NK, siapa pun yang ketahuan menonton hiburan dari Korea Selatan akan menghadapi hukuman seumur hidup.

Sementara mereka yang tertangkap menonton film atau video berasal dari AS atau Jepang bisa dihukum mati.

Aturan kontroversial ini ditanggapi sutradara film asal Korea Selatan, Sokeel Park. 

Dirinya menyebut aturan tersebut hanya akan membuat tensi politik kedua negara terus memanas.

"Undang-undang baru tersebut tampaknya meningkatkan beberapa hukuman sambil memperketat pembatasan dalam perang jangka panjang pemerintah terhadap informasi luar," kata Park.

Penekanan seperti ini merupakan bentuk kekahawatiran pemerintah terhadap pengaruh negara lain khususnya Korea Selatan yang lebih kaya dan demokratis.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Laptop di Awal Tahun 2021 dengan Harga Terjangaku Berikut Spesifikasinya

“Itu semua berperan dalam kepekaan yang sangat lama terhadap orang-orang muda terutama yang disesatkan dan melepaskan diri dari revolusi sosialis yang mulia dengan terganggu oleh pengaruh yang sangat mewah namun korup ini,” ujar Park.

Sementara itu, Tae Yong-Ho, pembelot Korea Utara yang menjadi anggota parlemen Korea Selatan mengatakan bahwa akses informasi yang terbatas ini membuat negara hanya berfokus pada pembangunan gengsi pemimpin Kim.

“Pada siang hari, penduduk meneriakkan 'Hidup Kim Jong Un', tetapi pada malam hari mereka semua menonton drama dan film Korea Selatan,” kata Tae dalam sebuah wawancara dengan Reuters beberapa waktu lalu.

Pada saat yang sama, Kim Jong Un berjanji pada kongres partai yang berkuasa baru-baru ini untuk memperluas jaringan nirkabel yang sangat tertutup dari luar.

 

Kim berharap cara ini bisa membuat industri hiburan dalam negeri berkembang lebih baik, sehingga tidak ada ketergantungan dari negara lain.***

Editor: Talhah Lukman Ahmad

Sumber: REUTERS Daily NK

Tags

Terkini

Terpopuler