Jerman, Prancis, dan Italia Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca Usai Laporan Adanya Efek Samping Serius

16 Maret 2021, 14:10 WIB
Ilustrasi Vaksinasi Covid-19./ / Pexels/Gustavo Fring


PORTAL PASURUAN - Jerman, Prancis dan Italia menghentikan sementara suntik vaksin Covid-19 AstraZeneca setelah beberapa negara melaporkan kemungkinan efek samping yang serius.

Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada bukti valid dan meminta masyarakat Eropa untuk tidak vanik.

Namun, keputusan tiga negara terbesar Uni Eropa untuk menunda suntikan AstraZeneca membuat kampanye vaksinasi di 27 negara Uni Eropa menjadi kacau balau.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 17 Maret 2021: Hampir Semua Kabupaten dan Kota di Lampung Potensi Alami Cuaca Ekstrim

Denmark dan Norwegia berhenti melakukan vaksinasi setelah adanya laporan kasus parah seperti  pendarahan serta pembekuan darah dan jumlah trombosit yang rendah.

Islandia dan Bulgaria juga mengikuti langkah dan Irlandia serta Belanda yang lebih dahulu menyatakan penangguhan vaksin AstraZeneca

Spanyol akan berhenti menggunakan vaksin setidaknya selama 15 hari, seperti diberitakan stasiun radio Cadena Ser.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 17 Maret 2021: 4 Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Potensi Alami Cuaca Ekstrim

Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan pada konferensi media virtual beberapa waktu llau menegaskan tidak ada kematian yang terdokumentasi terkait dengan vaksin COVID-19.

“Kami tidak ingin orang panik,” katanya seperti dikutip PORTAL PASURUAN dari laman Reuters, Selasa 16 Maret 2021.

Sementara itu, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pertemuan komite penasihat di AstraZeneca akan diadakan pada hari Selasa, 16 Maret 2021.

Regulator obat UE EMA juga akan diminta keterangan untuk menilai informasi yang dikumpulkan mengenai apakah suntikan AstraZeneca ada kaitannya dengan efek samping yang dinilai membahayakan.

Baca Juga: Tiga Hari Sejak Dirilis, Video Klip Lagu On The Ground Milik Rose Blackpink Meraih 70 Juta Penonton

Sementara itu pemerintah Jerman memperingatkanbahwa mereka menghadapi gelombang infeksi ketiga.

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan bahwa meskipun risiko pembekuan darah rendah, hal itu tidak dapat dikesampingkan.

"Ini adalah keputusan profesional, bukan politik," kata Spahn. ***

Editor: Talhah Lukman Ahmad

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler