Dampak Hubungan Awal Indonesia dengan Madagaskar Pada Abad 20, Bisa Jadi Terjadi Akulturasi Budaya

- 1 Maret 2021, 19:44 WIB
Ilustrasi menulis kebudayaan.
Ilustrasi menulis kebudayaan. /Pixabay/Toản Dương from

PORTAL PASURUAN - Madagaskar adalah pulau keempat terbesar di dunia dengan total tanah 230.000 mil persegi.

Madagaskar terdiri dari pulau besar dan sejumlah pulau kecil di dekatnya. Pulau utamanya merupakan pulau terbesar keempat di dunia.

Pulau ini terletak di lautan Hindia sekitar 400 km seberang selatan mozambik dari pesisir Tenggara Afrika.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Benin Pada Masa Pra Kolonial, Mulai dari Letak, Suku, Konflik, dan Pemimpinnya

Hubungan orang Indonesia dengan Madagaskar telah terjadi di sejak lama. Bermula ketika abad ke-20 terutama pada konferensi Asia-Afrika tahun 1955.

Dampak hubungan Indonesia dan Madagaskar meliputi terjadinya kontak dagang dan akulturasi budaya. Misalnya, kepercayaan kepada roh nenek moyangnya seperti yang terjadi di Indonesia.

Baca Juga: 20 Macam Cabang Biologi Berdasarkan Objek Kajiannya, Salah Satunya Ada Embriologi dan Evolusi

Motif perdagangan lebih dominan yang ditunjukan dengan aktivitas dagang, tetapi memerlukan waktu lama dan bergantung pada musim angin.

Tidak menutup kemungkinan bahwa bangsa Indonesia pernah tinggal di Madagaskar cukup lama.

Baca Juga: Biodata, Profil, Fakta Chen EXO Menyanyikan When Cherry Blossoms Fade OST Drama 100 Days My Prince

Komunikasi dan hubungan tersebut mengakibatkan terjadinya pengaruh budaya orang Indonesia terhadap penduduk Madagaskar.

Sebelum terjadi Konferensi Asia-Afrika hubungan Indonesia dengan Afrika terutama Madagaskar sudah terjalin sejak nenek moyang dahulu.

Hal ini terjadi karena nenek moyang Indonesia terkenal dengan penjelajah laut, perdagangan lewat jalur laut sampai benua Afrika.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Lose'- NIKI, Dirilis Pada Tahun 2020 Dalam Album Yang Bertajuk MOONCHILD

Tidak mengeherankan banyak penduduk Madagaskar yang memiliki ciri-ciri seperti orang Indonesia. Karena para pedagang melakukan perkawinan dengan suku bangsa di sana. ***

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: Buku Sejarah Afrika, Sugiyanto


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x