Khutbah Jum'at : Sikap Bijaksana Seorang Muslim dalam Menghadapi Bencana

- 11 Februari 2021, 16:51 WIB
Illustrasi bangunan rusak terkena gempa.
Illustrasi bangunan rusak terkena gempa. /Pixabay/Angelo Giordano
 
PORTAL PASURUAN - Musibah dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan hati manusia dan cenderung ditakuti kedatangannya.
 
Dewasa ini, seringkali suatu kejadian bencana dihubungkan dengan azab atau pembinasaan. Bencana diartikan sebagai hukuman Tuhan kepada manusia karena tidak mematuhi perintah Tuhan.
 
Namun sesungguhnya, bencana dapat diartikan dengan beberapa makna. Makna yang pertama, adalah sebagai ujian yang mengangkat derajat seseorang jika ia mampu melewatinya dengan sabar, ikhlas serta bersyukur.
 
 
Bahkan, bala' juga menjadi media peleburan dosa bagi hamba yang mampu menjalaninya dengan baik dan penuh kesabaran.
 
Bencana juga bisa diartikan sebagai hukuman, jika manusia bersikap melampaui batas. Contohnya, ketika manusia sering merusak hutan untuk penambahan lahan baru, maka yang terjadi adalah musibah banjir ataupun tanah longsor.
 
Dalam khutbah Jumat kali ini, jamaah akan diajak belajar betapa pentingnya menjaga sikap dalam menghadapi musibah ataupun bencana alam yang sering terjadi belakangan ini.
 
Berikut khutbah Jumat tema sikap bijaksana seorang muslim dalam menghadapi bencana, dikutip PORTAL JEMBER dari berbagai sumber.
 
إِنَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
 
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
 
أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم}، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
 
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, 
 
Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi beberapa musibah yang melanda negeri kita. Mulai dari gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi (pencairan tanah) yang menyebabkan amblasnya tanah dan meruntuhkan bangunan di atas bumi.
 
Kejadian tersebut membuat kita semua prihatin dan sedih atas musibah yang menimpa terhadap saudara-saudara kita yang menjadi korban bencana alam.
 
Saudara-saudara kita yang meninggal akibat bencana tersebut mencapai ribuan korban meninggal dunia. Rumah-rumah penduduk dan fasilitas umum juga mengalami kehancuran.
 
Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar halaman 108 meriwayatkan sebuah hadits, yang intinya Nabi Muhammad menganjurkan kita untuk membaca istirja’, yaitu kalimat "innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun".
 
 
Rahmat Allah yang disertai kemuliaan derajat akan diberikan kepada orang-orang yang pada saat ditimpa musibah, mereka mengatakan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” serta meyakini maknanya.
 
“Inna lillah” artinya ridha dan menerima segala ketentuan Allah dan tidak protes dan menentangnya. Baik ketentuan itu membuat kita senang atau pun susah. Yang demikian itu karena kita harus meyakini secara pasti bahwa diri kita dan apa yang kita miliki adalah milik Allah subhanahu wa ta’ala. 
 
Oleh karena itu, Allah berhak bertindak apa saja yang Ia kehendaki terhadap segala apa yang menjadi milik-Nya. 
 
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
 
Terkait bencana gempa bumi, ini juga pernah terjadi pada masa Rasulullah. Diceritakan dari Hafs, dari Laits dari Syahr, beliau menyatakan bahwa Kota Madinah pernah mengalami goncangan di masa Nabi Muhammad. Kemudian Nabi bersabda: "Sesungguhnya Allah mengingatkan kalian, maka ingatlah pada Allah."
 
Sayyidah 'Aisyah pernah memberi keterangan mengenai bencana, sebagaimana dikutip Imam Hakim dalam kitab Al-Mustadrak 'ala Shahihain lil Hakim, juz IV, halaman 561.
 
Bahwa Allah akan memerintahkan musibah datang ke bumi untuk gempa ketika masyarakat telah menghalalkan zina, meminum minuman keras. Jika mereka bertobat, maka ALlah akan meredakan segala bencana.
 
 
Namun jika mereka tidak bertobat, maka gempa akan kembali menghancurkan dan meluluhlantakkan mereka. Sahabat Anas berkata : " Apakah musibah ini hukuman?" Sayyidah 'Aisyah mengatakan bahwa bencana ini adalah rahmat, berkah, dan nasehat pelajaran bagi orang mukmin, namun azab bagi orang kafir.
 
Jamaah sidang Jum'at yang dimuliakan Allah,
 
Bencana bisa diartikan sebagai tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan pada dirinya sebagaimana sabda Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
 
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)
 
 
Maknanya: “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya” (HR al-Bukhari).
 
Sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim, untuk menyikapi datangnya musibah ini, dengan cara yang sudah diajarkan Rasulullah. Dalam kesempatan kali ini khatib akan menjelaskan tiga sikap yang bijaksana.
 
Pertama, sebagai sesama saudara sebangsa dan setanah air, kita harus saling membantu sesuai dengan kemampuan kita. Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim, juz IV, halaman 2074 meriwayatkan sebuah hadits dari Nabi Muhammad 
 
  قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ 
 
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan dari orang mukmin, Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib orang muslim, Allah akan merahasiakan aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu melindungi hamba-Nya selama hambanya menolong saudaranya (HR. Muslim)
 
Jika kita punya kelebihan harta, sisihkan sebagiannya untuk mereka yang membutuhkan pertolongan melalui lembaga yang terpercaya. Jika kita hanya mampu dengan tenaga dan keterampilan, gerakkanlah badan kita untuk menjadi relawan di tempat bencana. 
 
Jika kita tidak memiliki harta maupun tenaga, kita berikan doa untuk mereka agar mereka diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian dari Allah. 
 
Ingatlah, lebih baik kita memberi bantuan daripada dibantu. Yakinlah bahwa Allah akan memudahkan segala urusan kita selama kita meringankan beban saudara kita yang membutuhkan.  
 
Sikap yang kedua, yaitu sabar. Sabar adalah sesuatu yang sangat penting dalam ajaran Islam. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah 
 
   يٰۧااَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ إنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ   
 
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153)
 
Allah juga berfirman dalam Surah Al-'Ashr menegaskan bahwa kita diperintahkan untuk saling berwasiat, saling memberikan nasihat agar berbuat sabar, bukan hanya agar berbuat yang benar. Inilah yang menunjukkan bahwa bersabar, menjadi salah satu di antara empat unsur yang sangat penting bagi keselamatan dan kebahagiaan dunia hingga akhirat. 
 
Dunia ini adalah tempatnya ujian (dâr balâ’) berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta benda, nyawa dan buah-buahan, dan sebagainya.
 
Allah pun memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang sabar, memberitahukan keadaan mereka ketika ditimpa musibah dan menetapkan balasan pahala dan rahmat bagi mereka.
 
Ketiga, sebagai manusia kita harus sadar bahwa semua peristiwa  Allah yang mengatur. Kita harus senantiasa ridha dengan ketentua Allah. Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah, juz II, halaman 1338 meriwayatkan hadits yang artinya:
 
Sesungguhnya besarnya balasan sesuai dengan besarnya musibah. Sesungguhnya, ketika Allah mencintai suatu kaum, Allah akan mengujinya. Siapa yang ridha, ia akan mendapatkan ridlo Allah. Siapa yang membencinya, ia akan mendapatkan kemurkaan Allah.
 
Bencana alam adalah peringatan Allah bagi kita semua, peringatan untuk meninggalkan dosa, untuk meningkatkan ketaatan serta peringatan agar kita bertobat kepada Allah. 
Karena itu mari kita mulai dari diri sendiri, anggota keluarga, tetangga, dan jamaah kita, mulai dari yang paling mudah, bersama-sama untuk meningkatkan ibadah kepada Allah.
 
Semoga saudara-saudara kita yang tertimpa bencana diberi kesabaran, kekuatan dan perlindungan Allah. Semoga bangsa Indonesia senantiasa diselamatkan ari penderitaan, musibah dan bencana, Amiin.
 
 
جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا 
 
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
 
***

Editor: Jati Kuncoro


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x