Waktu dan Cara Turunnya Al-Quran sebagai Pedoman Umat Manusia

PORTAL PASURUAN - Al-Quran merupakan pedoman hidup umat Islam di dunia dan menjadi sumber hukum pertama serta utama bagi tiap-tiap insan Muslim.

Sebagai umat Islam, menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup dan sebagai satu-satunya jalan mencari ridha Allah SWT akan membuat kita meraih kebahagiaan dunia akhirat.

Secara syariat, Al-Quran berarti kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril sebagai perantara untuk pedoman hidup umat manusia di bumi.

Baca Juga: Manfaat Energi Matahari bagi Kehidupan Alam, Manusia, Hewan, dan Tumbuhan, Materi Tema 9 Kelas 4 SD/MI Hal 17

Al-Quran diawali dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas.

Al-Quran berisi pokok-pokok perkara bagi kehidupan umat manusia, yakni tentang akidah dan tauhid, janji dan ancaman, ibadah, jalan dan cara menggapai kebenaran, serta kisah-kisah umat terdahulu.

1. Waktu Turunnya Al-Quran

Turunnya Al-Quran dilakukan secara berangsur-angsur oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam surah al-Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman:

"(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai pertunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)..."

Baca Juga: Pengaruh Kegiatan Ekonomi terhadap Kesejahteraan Masyarakat, Materi Tema 8 Kelas 5 SD dan MI Halaman 115, 116

Melalui ayat tersebut dapat diketahui bahwa turunnya Al-Quran adalah pada malam Jumat tanggal 17 bulan Ramadhan atau 6 Agustus 610 M. Peristiwa turunnya Al-Quran untuk pertama kali ini disebut dengan Nuzulul Qur'an.

Saat pertama kali diturunkan, Rasulullah sedang berkhalwat di Gua Hira dan datanglah Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama berupa surah al-Alaq ayat 1-5.

2. Permulaan Turunnya Al-Quran

Saat berkhalwat di Gua Hira, Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW sambil berkata "Bacalah!". Rasulullah kemudian menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Beliau ditarik dan dipeluk. Kemudian, beliau dilepas dan Malaikat Jibril berkata, "Bacalah!" Lagi-lagi Rasulullah menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Beliau kemudian ditarik dan dipeluk untuk kali ketiga, lalu dilepaskan dan Malaikat Jibril berkata:

Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini, Hampir Setengah Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Alami Cuaca Ekstrim

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS al-Alaq ayat 1-5).

3. Cara Diturunkannya Al-Quran

Al-Quran diturunkan secara berangasur, per bagian-bagian, selama kurang lebih 22 tahun 2 bulan 22 hari. Al-Quran sejatinya telah ada dan lengkap semenjak Rasulullah belum diangkat menjadi rasul, namun Al-Quran masih tersimpan di Baitul Izzah.

Cara-cara Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:

a. Berupa hasil mimpi yang benar.

b. Malaikat Jibril menampakkan diri kepada Rasulullah dalam wujud seorang laki-laki tampan lalu mengucapkan kata-kata kepada Rasulullah sehingga benar-benar mengetahui dan menghafal kata-kata tersebut.

c. Wahyu dihujamkan langsung ke dalam hati Rasulullah dengan cara yang sangat mudah, tak dapat dihindari, dan tak ada keraguan di dalamnya.

d. Malaikat melebur dengan wahyu dan masuk dalam hati Rasulullah.

e. Malaikat menampakkan wujud aslinya yang mempunyai 600 sayap kepada Rasulullah.

Baca Juga: Ungkapan Seorang Korban Bullying yang Telah Dilakukan Oleh Ji Soo, Aktor Drama River Where the Moon Rises

f. Wahyu datang dengan diiringi bunyi gemerincing lonceng.

g. Israfil turun membawa beberapa kalimat dan wahyu sebelum Jibril datang membawa wahyu Al-Quran.***