Untuk Pertama Kalinya Dalam Sejarah, Korea Selatan Catat Kematian Lebih Banyak Dibanding Kelahiran

- 6 Januari 2021, 17:12 WIB
ilustrasi Seoul.
ilustrasi Seoul. / Ethan Brooke/pexels.com/@ethanbrooke

 

PORTAL PASURUAN - Jumlah kematian di Korea Selatan melebihi jumlah bayi yang lahir di sana tahun lalu untuk pertama kalinya dalam sejarah negara itu, mendorong seruan untuk kebijakan dan insentif yang lebih kuat untuk mengubah pertumbuhan demografis dan menopang ekonomi.

Kelahiran pada tahun 2020 turun 10,65 persen dibandingkan tahun sebelumnya di angka 275.815 jiwa, sementara kematian naik 3,1 persen menjadi 307.764, menurut sensus Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korea Selatan. Populasi Korea Selatan saat ini mencapai 51.839.408.

"Penurunan populasi ini merupakan situasi yang sangat mengerikan," kata Jung Choun-sook, seorang aktivis hak-hak perempuan dan anggota Majelis Nasional Korea Selatan.

Baca Juga: Siap-siap, Boygrup SHINee Akan Langsungkan Comeback Bulan Depan!

Baca Juga: Lirik Lagu Remember When Milik Alan Jackson, Lagu Romantis untuk Pasanganmu

Korea Selatan memiliki tingkat kesuburan terendah dari negara manapun di dunia, yaitu 0,84, yang berarti kurang dari satu anak yang lahir dari seorang ibu. Rata-rata global adalah sekitar 2,4 anak, menurut Dana Populasi PBB, seperti dilansir PortalPasuruan.com dari laman ABC News.

"Dalam masyarakat Korea Selatan, pernikahan dan kelahiran membutuhkan banyak uang. Jadi beban keuangan adalah faktor besar," kata Cho Youngtae, seorang profesor demografi di Universitas Nasional Seoul. "Situasi ekonomi memburuk karena pandemi, oleh karena itu masa depan bahkan lebih tidak pasti, yang berarti lebih sedikit pernikahan," tambahnya.

Pernikahan yang terdaftar secara nasional tahun lalu turun 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data Statistik Korea, menunjukkan tingkat kelahiran tahun ini kemungkinan besar akan turun lebih tajam dari tahun 2020.

Halaman:

Editor: Mesha Meilawati

Sumber: ABC News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x