WHO Himbau Seluruh Negara Untuk Tetap Menggunakan Vaksin AstraZeneca

- 16 Maret 2021, 17:20 WIB
Ilustrasi Vaksin.
Ilustrasi Vaksin. /Pixabay/TheDigitalArtist

PORTAL PASURUAN - World Health Organization (WHO) telah mendesak semua negara untuk tidak menghentikan vaksinasi Covid, karena alasan beberapa negara Eropa menghentikan penggunaan AstraZeneca.

Pihak WHO juga menegaskan bahwa sejauh ini masih belum ada bukti kuat terkait hubungan antara vaksin dan pembekuan darah.

Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol bergabung dengan negara-negara kecil lainnya dalam menghentikan proses vaksinasi sebagai tindakan pencegahan saat pemeriksaan dilakukan.

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 5 SD/MI Tema 8 Halaman 90-96 Lingkungan Sahabat Kita, Lengkap Disertai Dengan Pembahasan

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 3 SD/MI Tema 8 Subtema 3 Halaman 151-156, Aku Suka Berpetualang Lengkap Dengan Pembahasan

Pakar keamanan vaksin WHO sedang melakukan perundingan pada Selasa 16 Maret 2021, untuk membahas suntikan vaksinasi tersebut.

European Medicines Agency (EMA) akan bertemu pada hari yang sama dan akan menarik kesimpulan pada hari Kamis mendatang. Pihaknya juga mengatakan vaksin harus terus digunakan.

Meskipun memang ada sejumlah kasus pembekuan darah di Eropa yang berkembang setelah vaksin diberikan.

Namun, para ahli mengatakan hal tersebut tidak lebih dari salah satu insiden pembekuan darah yang biasanya dilaporkan dalam beberapa kasus pada umum-nya.

Sekitar 17 juta orang di Kawasan Eropa dan Inggris telah menerima satu dosis vaksin, dengan kurang dari 40 kasus pembekuan darah yang dilaporkan hingga pekan lalu, ujar pihak AstraZeneca.

Baca Juga: Jerman, Prancis, dan Italia Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca Usai Laporan Adanya Efek Samping Serius

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 17 Maret 2021: 6 Kabupaten dan Kota di Kalimantan Barat Potensi Alami Cuaca Ekstrim

Kementerian kesehatan Jerman mengumumkan pada hari Senin kemarin, bahwa mereka akan menghentikan pemberian vaksin Oxford-AstraZeneca dengan segera, atas rekomendasi dari Paul Ehrlich Institute (PEI), otoritas vaksin negara tersebut.

"Latar belakang keputusan tersebut menyusul laporan baru kasus trombosis vena serebral yang terkait dengan vaksinasi AstraZeneca," ujar Menteri Kesehatan Jens Spahn.

"Sehubungan dengan kasus-kasus yang baru dilaporkan tersebut, Institut Paul Ehrlich hari ini mengevaluasi kembali situasinya dan merekomendasikan penangguhan vaksinasi dan analisis lebih lanjut."

Pihaknya mengatakan keputusan tersebut "tidak politis". "Kami semua sangat menyadari konsekuensi dari keputusan tersebut, dan kami tidak menganggap enteng keputusan ini," imbuhnya.

Tak lama setelah itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya menangguhkan vaksin tersebut sampai nasihat baru diberikan oleh EMA.

"Kami memiliki panduan sederhana, untuk diinformasikan oleh sains dan otoritas kesehatan yang kompeten dan melakukannya sebagai bagian dari strategi Eropa," Ujarnya.

Dan badan obat-obatan Italia memperpanjang larangan yang diberlakukan pada kelompok vaksin individu di seluruh negeri, juga menunggu keputusan EMA.

Menteri Kesehatan Spanyol Carolina Darias mengatakan penggunaan vaksin akan ditangguhkan di sana setidaknya selama dua minggu.

Penangguhan datang kurang dari sehari setelah Belanda melakukan hal yang sama. Penangguhannya akan berlangsung setidaknya hingga 29 Maret.

Republik Irlandia, Portugal, Denmark, Norwegia, Bulgaria, Islandia dan Slovenia juga telah menghentikan sementara vaksinasi dengan jenis tersebut, sementara Republik Demokratik Kongo dan Indonesia telah menunda peluncuran vaksin AstraZeneca.

Beberapa negara Eropa, termasuk Austria, telah menangguhkan penggunaan batch obat tertentu sebagai tindakan pencegahan.

Namun, Belgia, Polandia, Republik Ceko dan Ukraina mengatakan mereka akan terus memberikan vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 17 Maret 2021: Hampir Semua Kabupaten dan Kota di Lampung Potensi Alami Cuaca Ekstrim

Baca Juga: Sempat Geger, Perisitiwa Pembongkaran Makam Pasien Covid-19 di Sulawesi Selatan Akhirnya Terkuak

Menteri Kesehatan Belgia Frank Vandenbroucke mengatakan bahwa, dengan jumlah kasus yang tinggi saat ini, Belgia tidak dapat menghentikan peluncurannya.

Bagi kami, keseimbangannya jelas dan bersih, ini berpacu dengan waktu, katanya.

Thailand mengumumkan akan mulai menggunakan vaksin pada hari Selasa, menyusul penundaan singkat peluncuran karena masalah keamanan.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, para ahli kesehatan telah meyakinkannya bahwa semua vaksin yang diberikan sangat aman, dan termasuk dalam kepimilikan AstraZeneca.

Juru bicara WHO Christian Lindmeier mengatakan pihaknya sedang menyelidiki laporan tersebut.

"Segera setelah WHO memperoleh pemahaman penuh tentang peristiwa tersebut, temuan dan perubahan yang tidak mungkin terjadi pada rekomendasi saat ini akan segera dikomunikasikan kepada publik," katanya.

"Sampai hari ini, tidak ada bukti bahwa insiden tersebut disebabkan oleh vaksin dan penting agar kampanye vaksinasi terus berlanjut sehingga kami dapat menyelamatkan nyawa dan membendung penyakit parah dari virus tersebut."

EMA juga sedang melakukan peninjauan terhadap insiden pembekuan darah, dan mengatakan vaksin tersebut dapat terus diberikan.

The UK medicines regulator juga mengatakan bukti "tidak menunjukkan" atau menyebabkan pembekuan, dengan alasan tersebut mendesak orang-orang di negara itu untuk mendapatkan vaksin lebih lanjut.

Baca Juga: Terdepak dari Liga Champions dan Tak Meyakinkan di Serie A, Fans Desak Juventus Pulangkan Paul Pogba

Baca Juga: Sidang Perdana Habib Rizieq Shihab Digelar Secara Virtual, Polri Kerahkan Ratusan Personel di PN Jaktim

Profesor Andrew Pollard, direktur kelompok vaksin Oxford yang mengembangkan suntikan Oxford-AstraZeneca, mengatakan kepada media asing "bukti yang sangat meyakinkan bahwa tidak ada peningkatan dalam fenomena pembekuan darah di Inggris, di mana sebagian besar dosis telah masuk Eropa dan mulai diberikan sejauh ini". ***

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: BBC


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x