PORTAL PASURUAN - Aktivis Myanmar mengadakan aksi nyala lilin semalam setelah sejumlah kematian dalam beberapa hari terakhir akibat tindakan keras militer terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta dan bentrokan di daerah perbatasan etnis.
Setidaknya 521 warga sipil telah tewas dalam dua bulan protes terhadap kudeta 1 Februari, 141 di antaranya merupakan korban meninggal pada hari Sabtu, hari paling berdarah dari kerusuhan, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
Kelompok advokasi mengatakan delapan orang lagi tewas pada hari Selasa, ketika ribuan orang keluar untuk berbaris di beberapa kota, menurut media dan foto di media sosial.
Baca Juga: Informasi Lomba Hand Lettering Actxplore Universitas Ma Chung, Simak Syarat dan Cara Daftarnya
Ada juga protes baru yang diterangi cahaya lilin semalam di kota-kota di seluruh Myanmar yang melanggar jam malam dan setidaknya satu pawai fajar pada hari Rabu oleh para demonstran, kata laporan media.
Seperti dikutip PORTAL PASURUAN dari Reuters, Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh peraih Nobel Aung San Suu Kyi, menahannya dan menerapkan kembali kekuasaan militer setelah satu dekade langkah tentatif menuju demokrasi.
Pertempuran juga terjadi antara tentara dan pemberontak di daerah perbatasan, dan pengungsi membanjiri perbatasan.
Baca Juga: Info Kompetisi Video Pendek Tingkat Nasional dengan Tema COVID-19, Cek Syarat dan Cara Daftarnya
Artikel Rekomendasi