Masyarakat Dihadapkan Pada Banyak Pilihan Vaksin Covid-19, Manakah yang Paling Bagus?

- 22 Desember 2020, 08:27 WIB
ilustrasi vaksin.
ilustrasi vaksin. /cottonbro/pexels.com/@cottonbro

PORTAL PASURUAN - Para ilmuwan terus mengembangkan pengetahuan mereka mengenai vaksin Covid-19.

Begitu pula para produsen, mereka berlomba-lomba untuk menghasilkan vaksin terbaik yang nantinya bisa sedikit banyak mengendalikan pandemi yang terjadi.

Di awal Desember, pemerintah Indonesia telah membeli 1,2 juta dosis vaksin Sinovac yang nantinya akan didistribusikan untuk masyarakat Indonesia.

Dan mengingat masih banyak kasus positif, maka pemerintah akan menambah dosis vaksin Sinovac di bulan Januari mendatang.

Selain Sinovac, ada banyak nama yang juga jadi kandidat sebagai vaksin terbaik untuk menangani penyakit parah akibat Covid-19.

Hingga kini, pemerintah masih menunggu hasil dari uji klinis vaksin Covid-19 yang tengah dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Sebelumnya, pemerintah telah merencanakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 secara gratis untuk masyarakat Indonesia.

Demi kelancaran vaksinasi Covid-19, maka persetujuan dari hasil uji klinis vaksin Covid-19 oleh BPOM menjadi hal yang sangat penting.

Hal tersebut telah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Menko PMK juga menyampaikan bahwa persetujuan dari BPOM sangat diperlukan untuk menjamin keamanan dan efektivitas dari masing-masing jenis vaksin yang akan digunakan sebagaimana diberitakan Kabar Lumajang dalam artikel yang berjudul "Direktur Registrasi Obat BPOM: Enam Jenis Vaksin Covid-19 Semuanya Bagus, Terutama Pfizer".

Terdapat sebanyak enam jenis vaksin Covid-19 yang nantinya akan digunakan vaksinasi di Indonesia.

Berdasarkan Kepmenkes No. 01.07/MENKES/9860/2020, enam vaksin tersebut antara lain, vaksin dari PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corp (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc. and BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd.

Dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 18 Desember 2020, Menko PMK menegaskan bahwa BPOM akan bekerja secara profesional dan tidak main-main.

"Saya kira BPOM tidak akan main-main. Saya jamin BPOM profesional, jadi tentu tidak main-main sebab menyangkut hidup mati orang," katanya.

"Saya juga pesankan selalu harus betul-betul berpresisi tinggi dan tidak bisa dikurangi," tambahnya.

Menko PMK juga menekankan bahwa BPOM harus memastikan betul tentang sejauh mana vaksin dapat membangkitkan imunitas tubuh sekaligus menangkal virus Covid-19.

"Kita tidak mungkin memvaksinasi yang sekadar aman tapi tidak efektif, apalagi yang tidak aman dan tidak efektif," katanya.

"Jadi bola sebetulnya ada di tangan BPOM atau yang disebut dengan Emergency Use Authorization," tambah Menko PMK.

Seperti yang dijelaskan oleh Direktur Registrasi Obat BPOM Lucia Rizka Andalusia terkait dengan pengertian Emergency Use Authorization.

Emergency Use Authorization berarti persetujuan penggunaan obat dalam kedaruratan kesehatan masyarakat dengan tetap memperhatikan faktor keamanan dan keefektifitasan.

Rizka juga menjelaskan bahwa BPOM akan terus melakukan yang terbaik terhadap proses uji klinis untuk mendapatkan hasil yang benar-benar valid.

"Setelah hasil uji klinis didapatkan lalu akan diuji lagi terkait kemanfaatan dan juga efek sampingnya sehingga mutu dari produk tersebut atau dalam hal ini vaksin Covid-19 benar-benar terjamin,” tutur Rizka.

Menurut Rizka, enam jenis vaksin Covid-19 tersebut semuanya memiliki kualitas yang bagus.

“Enam jenis vaksin yang dapat digunakan sekarang ini semuanya bagus, seperti Pfizer itu efektivitasnya di atas 90 persen dan sudah digunakan oleh berbagai negara," tuturnya.

Akan tetapi, Rizka juga menyampaikan bahwa satu jenis vaksin saja tidak cukup, bisa jadi nanti akan ada jenis vaksin lain lagi yang masuk.

Rizka juga mengingatkan bahwa vaksin Covid-19 tidak menjamin berakhirnya virus Covid-19.

Sehingga, ketika vaksin Covid-19 sudah mendapatkan izin dan siap digunakan, masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.***(Delia Ayu Veronica/Kabar Lumajang)

Editor: Mesha Meilawati

Sumber: Kabar Lumajang


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini