Sebagai Upaya Meningkatkan Imunitas dari Covid-19, Masyarakat Diminta Tidak Ragu Manfaat Vaksinasi

- 29 Januari 2021, 14:56 WIB
Ilustrasi Vaksinasi Covid-19.
Ilustrasi Vaksinasi Covid-19. / Pexels/Gustavo Fring



PORTAL PASURUAN - Program vaksinasi Covid-19 tahap dua telah dilakukan Pemerintah Indonesia pada Rabu, 27 Januari 2021.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menegaskan, kalau dia dan semua pejabat publik yang menerima vaksin pertama kali, hingga saat ini tidak mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

Baca Juga: Gantikan Lampard, Tomas Tuchel Raih Hasil Imbang di Laga Debutnya Bersama Chelsea

"Saya bersama presiden dan beberapa penerima vaksin perdana, telah menyelesaikan proses vaksinasi tanpa efek samping berarti apapun hingga detik ini," Dilansir Portal Pasuruan dari laman resmi Satgas Penanganan Covid-19,

Dalam acara keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung BNPB pada kamis, 28 Januari 2021 tersebut, Wiku menjelaskan, bahwa perkembangan program vaksinasi yang dilakukan pemerintah.

Per 26 Januari 2021, ada 193.909 tenaga kesehatan dan beberapa perwakilan yang menerima vaksin perdana.

Kelompok masyarakat penerima vaksin pertama adalah mereka yang rentan terkena penyebaran Covid-19. Baik itu tenaga medis, pekerja kantoran, atau masyarakat yang harus bekerja di luar rumah.

Wiku menjelaskan, kalau vaksin bermanfaat bermanfaat. Sebab hal tersebut sudah dibuktikan dengan hasil penelitian Center for Communicable Disease dari Harvard University.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, vaksinasi dapat mengurangi kerentanan terinfeksi Covid-19 dan bisa mencegah penularan ke orang lain.

Baca Juga: 10 Peristiwa Bersejarah pada 31 Januari, Salah Satunya Hari Kelahiran Nahdlatul Ulama

"Oleh karena itu saya tekankan, untuk masyarakat tidak ragu mengikuti proses vaksinasi, karena peran satu orang sangat berarti membentuk kekebalan secara bertahap," tegas Wiku.

Program vaksinasi dilakukan pemerintah sebagai upaya penanganan Covid-19. Jika sebelumnya penerapan PSBB dan PPKM dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran. Vaksinasi dilakukan untuk meningkatkan kekebalan komunitas.

Kekebalan komunitas disini adalah kondisi mayoritas populasi yang kebal dari penyebaran penyakit menular. Dengan begitu, secara tidak langsung akan memberikan herd effect pada orang yang imunitasnya rendah.

Hal tersebut senada dengan pernyataan World Health Organization (WHO), yang menyatakan kekebalan komunitas terbentuk dari vaksinasi, bukan dengan membiarkan penyakit menular secara tak terkendali.

Baca Juga: Gantikan Lampard, Tomas Tuchel Raih Hasil Imbang di Laga Debutnya Bersama Chelsea

Penularan yang tak terkendali akan menyebabkan tingginya resiko kematian. Sebab, itulah Herd Immunity dilarang untuk diterapkan sebagai upaya penanganan Covid-19.

Wiku menambahkan, untuk mencapai kekebalan komunitas. Tingkat penularan penyakit, efektivitas vaksin, lama imunitas bertahan dan kecepatan mencapai ambang batas cakupan populasi yang divaksin menjadi peran penting yang perlu diperhatikan.

"Terkait cakupan vaksinasi, ambang batas orang yang harus tervaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas berada di rentang 60 - 70 persen dari total populasi di suatu wilayah," ungkap Wiku.

Baca Juga: Sudah Saling Kenal Keluarga, Potret Romantisnya Dul Jaelani dan Tissa Biani

Perlu diingat kalau estimasi tersebut bisa berubah tergantung laju persebaran infeksi penyakit.***

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: covid19.go.id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x