Bencana Alam di Indonesia, Jadi Penyebab Gagal Panen dan Melonjaknya Harga Cabai

- 4 Maret 2021, 18:07 WIB
Ilustrasi cabai.
Ilustrasi cabai. /Pexels/Jens

PORTAL PASURUAN - Serikat Petani Indonesia (SPI) mengungkapkan, bahwa melonjaknya harga cabai dan sayuran lain dipengaruhi bencana alam yang terjadi, seperti banjir dan cuaca ekstrem yang menyebabkan kegagalan panen.

"Seperti di Kalimantan Selatan, bencana banjir yang terjadi sejak Januari lalu mengakibatkan kerusakan lahan pertanian, bahkan berujung pada gagal panen," ujar Sekretaris Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) SPI, Agus Ruli Ardiansyah, seperti dikutip PORTAL PASURUAN dari Antara.

Dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada Rabu, 3 Maret 2021, dia menambahkan, bahwa di beberapa titik, banjir masih belum terselesaikan.

Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini, Hampir Setengah Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Alami Cuaca Ekstrim

Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) menyebutkan, bahwa terjadi kenaikan harga pada komoditi hortikultura, khususnya sayur-sayuran, yang menjadi salah satu penyebab inflasi bulan lalu.

Agus mengatakan, bahwa melonjaknya harga sayur, karena faktor cuaca yang memicu kegagalan panen.

"Pola musim hujan saat ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, bahkan cenderung semakin tinggi," ungkap Agus.

Mengacu pada laporan koperasi Petani Indonesia, koperasi petani anggota SPI di Ciaruteun, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menjelaskan, bahwa curah hujan yang tinggi menyebabkan hampir 80 persen sayuran gagal panen.

Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini, 3 Kabupaten dan Kota di Maluku Utara Alami Cuaca Ekstrim

Kegagalan panen yang besar itu membuat harga cabai, kangkung, kemangi, sawi, kacang panjang dan terong ungu mengalami lonjakan harga.

Berdasarkan data BPS, nilai tukar petani (NTP) mengalami penurunan pada Februari 2021.

BPS menyebutkan, bahwa NTP nasional pada Februari 2021 berada di angka 103,10 atau turun 0,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Turunnya NTP Februari 2021 dipengaruhi penurunan subsektor tanaman pangan dan peternakan, masing-masing turun 0,84 dan 0,33 persen dibandingkan NTP Januari 2021.

Baca Juga: Ga Jin Mengungkap Identitas Aslinya, Sinopsis Cerita Drama Korea River Where The Moon Rises Episode 9-12

Sementara subsektor hortikultura naik 1,83 persen dibandingkan NTP Januari 2021.

Agus menjelaskan, bahwa penurunan NTP di subsektor tanaman pangan disebabkan dampak musim panen di beberapa wilayah.

"Situasi saat ini tengah memasuki puncak panen raya. Untuk tanaman padi, laporan anggota kita di berbagai wilayah, harga gabah merosot," ungkap Agus.

Dia menambahkan, bahwa harga gabah di Tuban kisaran Rp3.500 sampai Rp3.800 per kg. Harga jual itu hanya selisih sedikit dari biaya produksi yang mencapai Rp3.000 per kg.

Baca Juga: Barcelona vs Sevilla, Gol Braithwaite di Babak Tambahan Bawa Blaugrana ke Final Copa del Rey

"Begitu juga di beberapa wilayah lain, seperti di Banyuasin (Lampung) dan Yogyakarta, harganya tidak jauh berbeda," pungkas Agus.***

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini