Acara empat bulan tersebut telah mengalami beberapa pembatalan, mengutip pemberitahuan yang terlambat dan kekhawatiran akan menarik antusias banyak orang selama pandemi.
Baca Juga: Motor Bebek Termahal Di Indonesia, Honda Super Cub C125 Pamer Warna Baru
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan SPAM Umbulan yang Memiliki Kapasitas Produksi Air 4000 Liter Per-Detik
Hiromi Kawamura, yang mengawasi estafet tersebut, mengatakan penyelenggara telah mengalami "hari-hari gila" yang menyulap informasi dan berubah cepat, situasi pandemi yang bergeser serta negosiasi dengan pemerintah pusat dan daerah.
"Kami meminta semua orang untuk tidak berdiri bahu-membahu. Jika benar-benar ramai kami merasa situasinya berbahaya, kami akan menangguhkan estafet. Lalu kita akan memulainya lagi setelah kita membuat daerah itu aman," kata Kawamura.
Jepang bernasib lebih baik daripada kebanyakan negara, dengan kurang dari 9.000 kematian akibat virus corona.
Baca Juga: Tilang Elektronik ETLE Mobile Mulai Diberlakukan, Anggota Ditlantas Dilatih Menggunakan Kamera
Tetapi gelombang infeksi ketiga telah mendorong angkanya ke rekor tertinggi, memicu keadaan darurat di Tokyo dan daerah lain yang dinyatakan sebagai zona merah minggu ini.
Mayoritas publik menentang Olimpiade yang diadakan sesuai jadwal, karena dapat menyebabkan keramaian sejumlah publik. ***
Artikel Rekomendasi