Tidak Hanya Facebook, Kali Ini 500 Juta Data Pribadi Pengguna LinkedIn Bocor ke Publik

12 April 2021, 08:45 WIB
Logo Linkedin /Pixabay.com/BedexpStock/

PORTAL PASURUAN - Beberapa hari lalu, kebocoran besar-besaran data Facebook sempat menjadi pemberitaan utama.

Belum surut pemberitaan Facebook, kebocoran data terjadi lagi. Kali ini 500 juta data pengguna LinkedIn bocor.

LinkedIn merupakan jaringan profesional terbesar di dunia internet.

Baca Juga: Angkut Tenaga Medis hingga Sembako, TNI Kerahkan KRI Ahmad Yani 351 Kirim Bantuan Kepada Korban NTT

Baca Juga: Pemkab Pasuruan: Program Vaksinasi Covid-19 pada Bulan Ramadhan Tetap Akan Dilakukan

LinkedIn banyak diguanakan untuk menemukan pekerjaan yang tepat atau magang, menghubungkan dan memperkuat hubungan profesional, dan menambah keterampilan yang dibutuhkan.

Arsip berisikan data yang kabarnya diambil dari 500 juta profil penggunanya bocor dan diperdagangkan di di situs gelap.

Kabar kebocoran data tersebut diperkuat dengan adanya 2 juta catatan sebagai sampel bukti dari sebuah postingan yang diunggah seseorang, dikutip PORTAL PASURUAN dari laman Cybernews.

Baca Juga: Makna 5 Peribahasa Indonesia yang Menggunakan Kata Kaki, Salah Satunya Kaki Naik Kepala Turun

Baca Juga: 16 Rumah Warga di Kabupaten Pasuruan Mengalami Kerusakan Akibat Gempa Bumi Jawa Timur

Dalam postingan tersebut diperlihatkan ada 4 folder file.

Keempat folder file tersebut berisi tentang informasi pengguna LinkedIn yang diduga dicuri, termasuk nama lengkap, alamat email, nomor telepon, informasi tempat kerja, dan lainnya.

Pelaku pencurian data tersebut tampaknya melelang basis 500 data pengguna LinkedIn dengan nilai setidaknya 4 digit yang bisa dibayar dengan bitcoin.

Baca Juga: Update BPBD: Gempa Malang Akibatkan 5 Warga Lumajang Meninggal Dunia dan Belasan Luka-luka

Baca Juga: Pengamat Politik: Prabowo dan Puan Berpeluang Diduetkan Pada Pilpres 2024 Mendatang

Penulis postingan tersebut, mengklaim bahwa data tersebut diambil dari LinkedIn.

Namun, tidak jelas apakah pelaku menjual profil pengguna LinkedIn terbaru atau berasal dari pengumpulan data pengguna sebelumnya.***

Editor: Talhah Lukman Ahmad

Sumber: Cybernews.com

Tags

Terkini

Terpopuler