Jerman, Prancis dan Italia Tangguhkan Penggunaan Vaksin AstraZeneca, Terkait Adanya Resiko Pembekuan Darah

- 16 Maret 2021, 18:20 WIB
Ilustrasi Astrazeneca.
Ilustrasi Astrazeneca. /Pixabay/Elf-Moondance

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn, mengatakan bahwa meskipun risiko pembekuan darah rendah, hal itu tidak dapat dikesampingkan.

"Ini adalah keputusan profesional, bukan politik," kata Spahn, seraya menambahkan bahwa dirinya mengikuti rekomendasi dari Institut Paul Ehrlich, regulator vaksin Jerman.

Prancis mengatakan pihaknya menangguhkan penggunaan vaksin sambil menunggu penilaian oleh EMA. 

"Keputusan yang diambil, sesuai juga dengan kebijakan Eropa kami, adalah untuk menangguhkan, karena tindakan pencegahan, vaksinasi dengan suntikan AZ, berharap bahwa kami dapat melanjutkan dengan cepat jika panduan EMA memungkinkan," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Italia mengatakan penghentiannya adalah "tindakan pencegahan dan sementara" menunggu keputusan EMA.

"EMA akan segera bertemu untuk mengklarifikasi segala keraguan, sehingga vaksin AstraZeneca dapat dilanjutkan dengan aman dalam kampanye vaksinasi sesegera mungkin," kata Gianni Rezza, Direktur Jenderal Pencegahan di Kementerian Kesehatan Italia.

Austria dan Spanyol telah berhenti menggunakan batch tertentu dan jaksa penuntut di wilayah utara Italia, Piedmont sebelumnya menyita 393.600 dosis setelah kematian seorang pria beberapa jam usai proses vaksinasi.

WHO mengimbau kepada seluruh negara untuk tidak menghentikan vaksinasi terhadap penyakit yang telah menyebabkan lebih dari 2,7 juta kematian di seluruh dunia. Direktur Jenderal WHO, Tedros mengatakan ada sistem untuk melindungi kesehatan masyarakat.

"Ini tidak berarti peristiwa tersebut terkait dengan vaksinasi COVID-19, tetapi ini adalah praktik rutin untuk menyelidikinya, dan menunjukkan bahwa sistem pengawasan berfungsi dengan kontrol yang efektif dan tersedia," ujarnya kepada media saat briefing.

Inggris mengatakan tidak memiliki kekhawatiran, sementara Polandia mengatakan manfaatnya lebih besar daripada risiko yang akan terjadi nanti-nya.

Halaman:

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini