Imam al-Hulaimi mengatakan, "Nabi Muhammad SAW sangat suka dengan sikap optimis dikarenakan tasya'um (pesimis) merupakan prasangka buruk kepada Allah SWT. Sedangkan tafa'ul itu berprasangka baik kepada-Nya. Dan seorang mukmin diperintahkan agar senantiasa berprasangka baik kepada Allah ta'ala pada tiap keadaan."
Sikap optimis haruslah selalu menyertai jiwa seorang mukmin hingga ajalnya. Nabi Muhammad bersabda, "Janganlah kalian meninggal dunia melainkan dirinya tetap berprasangka baik kepada Allah azza wa jalla." (HR. Muslim)
Sikap optimis memiliki banyak manfaat bagi tiap mukmin yang menerapkan sikap ini. Manfaat tersebut antara lain:
Membawa kebahagiaan dan kesenangan dalam hati tiap-tiap mukmin yang memiliki sikap optimis. Serta menghilangkan kesedihan dan kegundahan. Rasulullah SAW bersabda:
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegundahan dalam hati dan kesedihan." (HR. al-Bukhari)
Menguatkan kemauan, mendorong seseorang untuk meraih cita-cita, dan menumbuhkan kesungguhan dalam melakukan tiap pekerjaan.
Terakhir, mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW sebab beliau sangat menganjurkan pada umatnya untuk bersikap optimis.***
Artikel Rekomendasi