Khutbah Jumat Bulan Syaban 1442 Hijriah Tentang Problematika Interaksi Sosial antar Manusia

- 1 April 2021, 13:40 WIB
Ilustrasi masjid dengan lampu yang indah dan terang di malam hari
Ilustrasi masjid dengan lampu yang indah dan terang di malam hari /Pexels/

Sikapnya mungkin mengganggu kenyamanan hidup kita dengan berbagai tindakan buruknya. Ada yang menyakiti hati kita dengan hinaan dan caciannya, menebarkan fitnah dan adu domba untuk mencemarkan nama baik kita. Kadang juga meneror kita secara fisik atau verbal, baik yang dilakukan secara terang-terangan atau tersamar melalui dunia maya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi berdampak pada kejahatan digital yang dilakukan pihak-pihak yang salah memanfaatkan teknologi.

Si pelaku meneror korbannya mengirimn sms atau pesan WhatsApp gelap yang berseliweran secara liar di telepon genggam yang kita miliki mulai dari penipuan undian berhadiah, ancaman, sampai kiriman gambar atau video yang tidak senonoh tanpa kenal waktu bahkan kadang menggunakan foto frofil orang yang kita kenal dengan maksud untuk mengadu domba.

Akibat dari pada itu, waktu istirahat kita terganggu, tidak nyaman dalam menjalankan aktivitas, merasa terancam, jadi saling curiga antar sesama rekan kerja karena ulah si pelaku teror yang menggunakan profil rekan kerja kita.

Dalam kondisi seperti ini, tentu sebagai orang beriman kita harus mengedapankan rasa sabar sebagaimana sabda rasulullah saw:

عن ابن عمر : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال: المُؤْمِنُ الَّذِيْ يُخَالِطُ النَّاسَ وَ يَصْبِرُ عَلىَ أَذَاهُمْ أَفْضَلُ مِنَ الْمُؤْمِنِ الَّذِيْ لاَ يُخَالِطُ النَّاسَ وَلاَ يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ (رواه ابن ماجه و أحمد و البيهقي).

“Seorang mukmin yang bergaul dengan umat manusia, lalu tabah menghadapi segala kesulitan dari mereka, memperoleh pahala lebih besar dibanding mukmin yang tidak pernah bergaul dengan umat manusia dan tidak pernah merasakan ketabahan terhadap gangguan mereka”. (H. R. al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman VII/127 no. 9730)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Selain bersabar atas hal yang tidak mengenakkan yang kita alami, kita juga berusaha mendoakan pelaku agar insaf dan bertobat dari perbuatannya itu. Mudah-mudahan hatinya terbuka dan menyadari bahwa perbuatannya itu salah dalam pandangan agama dan Negara. Sepandai-pandainya dia menyembunyikan kesalahannya lama kelamaan akan terbongkar dengan sendirinya. Bila itu terbongkar, maka itu akan menjadi aib bagi diri dan keluarganya. Selain itu juga akan menerima sanki social dari masyarakat sekitarnya.

Kemudian kalau dirasa aksi teror itu dapat mengganggu stabilitas lingkungan kerja dan jiwa merasa terancam, sebagai warga yang tinggal di negara hukum, kita dapat menempuh jalur hukum dengan melaporkan kepada pihak berwajib untuk diusut dan agar menjadi pelajaran bagi si pelaku untuk tidak mengulangi lagi perbuatan tercelanya itu.

Halaman:

Editor: Talhah Lukman Ahmad

Sumber: Suara Muhammadiyah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini