Jelajah Budaya: Menilik 6 Kesenian Khas Kabupaten dan Kota Pasuruan

- 30 Januari 2021, 16:26 WIB
Illustrasi kesenian daerah.
Illustrasi kesenian daerah. /Pixabay/sasint
PORTAL PASURUAN - Pasuruan adalah sebuah daerah yang berada di jalur utama Surabaya - Banyuwangi. Dijuluki dengan kota santri sehingga seni dan budaya di Kota Pasuruan ini banyak diwarnai dengan nuansa Islami.
 
Pada masa lalu, daerah ini merupakan pelabuhan yang sangat ramai, yang dulu dikenal sebagai "Tanjung Tembikar".
 
 
Letak geografisnya yang strategis menjadikan Pasuruan sebagai pelabuhan transit dan pasar perdagangan antar pulau serta antar negara.
 
Dilansir PORTAL PASURUAN dari beberapa sumber inilah budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat Pasuruan :
 
1. Tari Terbang Bandung
 
Merupakan ajang pergelaran kesenian yang dikompetisikan atau dapat diartikan kompetisi terbang (rebana) dengan dilengkapi sepasang kedencong (kendang kembar) dan sebuah jidor.
 
Tari Terbang Bandung adalah drama tradisional khas rakyat Pasuruan yang merupakan perkembangan dari seni Hadrah, tari ini dimainkan oleh dua atau lebih grup yang dipentaskan secara bersama-sama.
 
Drama Tari Terbang Bandung mengombinasikan perbandingan perminan instrumen, kecakapan menari dan kemegahan tata busana antara dua grup terbang yang berkolaborasi.
 
2. Tari Merak Abyor
 
Mengadaptasi dari kehidupan burung merak yang bercengkrama dengan alam. Dalam kehidupan sehari – hari burung merak senang sekali memamerkan keindahan bulu dan sayapnya, dengan jalan memekarkannya.
 
 
Tarian ini melambangkan keanggunan, keindahan, kelincahan. Tari merak abyor masih dilestarikan dan diajarkan di Sanggar Tari Dharma Budaya Pasuruan.
 
Sanggar Seni Dharma Budaya Kota Pasuruan merupakan suatu komunitas kesenian daerah. Khususnya seni tari yang masih berkembang sampai saat ini di dilingkungan Kota Santri ini.
 
3. Kencring Wirasari
 
Berbeda dengan Merak Abyor yang gerakannya lemah gemulai, tari kencring ini mengungkapkan tingkah laku prajurit putri yang sedang melepaskan lelah dengan menari-nari sambil berjalan.
 
Tarian ini melambangkan semarak gerak dan gemerincingnya gonseng sebagai penggugah semangat prajurit dengan sepak terjang yang lincah, energik, unik dan menarik.
 
4. Pencak Silat Kuntu 
 
Aliran silat ini adalah yang tertua di Kota Pasuruan. Padepokan Pencak Silat Kuntu yang berada di Pedukuhan Mancilan sudah ada sejak jaman Belanda. Pencak silat ini didirikan oleh Mbah Hasan Wiroi di Desa Mancilan, Kota Pasuruan. 
 
 
Pencak silat Kuntu teus berkembang dan telah menghasilkan banyak pendekar. Pendekar Kuntu tidak cukup hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga berusaha mengisi tubuhnya dengan kekuatan kanuragan sehingga memiliki kekebalan tertentu.
 
Selain untuk pertahanan diri, gerakan-gerakan dalam pencak silat ini cukup indah dan mengandung nilai seni. Tak jarang pencak ini juga digunakan untuk menyambut tamu kehormatan yang datang ke Pasuruan.
 
5. Tabuh Lesung 
 
Kesenian ini merupakan suatu permainan instrumen yang unik dan menarik. Tradisi ini sering dimainkan masyarakat pedesaan saat para petani panen padi. Dengan menggunakan lesung berukuran panjang kurang lebih 3 meter, ditabuh oleh enam orang atau lebih menghasilkan bunyi-bunyian yang indah untuk dinikmati.
 
6. Seni Hadrah Ishari
 
Seni hadrah ishari ini merupakan suatu seni yang bernuansa Islam. Keistimewaan Hadrah Al Banjari terletak pada suara rebana yang khas bertalu-talu ditambah suara vokal yang nyaring. Jika dicermati mirip musik samba dari Brasil. 
 
Hadrah ishari ini sering dimainkan untuk memeriahkan acara khitanan, pernikahan dan pada peringatan hari-hari besar umat Islam seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
 
Demikian informasi tentang keragaman budaya Pasuruan yang sampai sekarang masih terjaga kelestariannya dan menjadi salah satu daya tarik kunjungan wisatawan.***

Editor: Jati Kuncoro


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x