Varian Baru Virus Corona EEK Dilaporkan Sudah Masuk Indonesia, Ini Kata Peneliti Institut Eijkman

7 April 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi corona. /Pixabay

PORTAL PASURUAN - Virus corona alias Covid-19 terus bermutasi dan menemukan bentuk barunya.

Setelah varian baru bernama B117 ditemukan di Inggris akhir tahun lalu, kini peneliti menemukan varian baru virus corona berjuluk E484K.

Varian yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan dan Brazil.

Baca Juga: Arab Saudi Izinkan Umrah Selama Ramadhan, Salah Satu Syaratnya Jamaah Sudah Disuntik Vaksin

Baca Juga: Berhasil Bongkar Sindikat Pengoplos Gas Subsidi 3 Kilogram di Jakarta Barat, Polisi: Beropresi Sejak 2018

Belum lama ini dilaporkan varian virus yang biasa disebut EEK itu sudah masuk ke Indonesia.

Dilansir dari PORTAL JEMBER dalam artikel berjudul Kasus Covid-19 'Eek' Telah Masuk Indonesia, Peneliti Sebut Kemampuan Vaksin Menahan Mutasi Belum Ditentukan, oleh beberapa ilmuwan karena kemampuan nyata yang mampu menghindari kekebalan alami dari infeksi Covid-19, dan mengurangi perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin saat ini.

Siti Nadia Tarmizi, seorang pejabat senior kementerian kesehatan, mengatakan pada hari Selasa bahwa satu varian kasus telah pulih dan tidak menginfeksi kontak dekat.

Baca Juga: Teliti Badai Seroja yang Akibatkan Bencana Alam NTT, BMKG Temukan Sesuat yang Janggal dan Tak Lazim

Baca Juga: Audi Marissa Dituding Jalani Diet Saat Hamil Besar, Istri Anthony Xie Langsung Angkat Bicara

Siti Nadia Tarmizi menambahkan bahwa vaksin yang saat ini tersedia di Indonesia masih dapat menahan mutasi.

Namun, Herawati Sudoyo, wakil direktur penelitian fundamental di Institut Eijkman yang didanai pemerintah, yang mengkhususkan diri dalam biologi molekuler medis dan bioteknologi, mengatakan kemampuan vaksin untuk menahan mutasi belum ditentukan.

Kasus pertama varian datang ketika negara tersebut bersiap untuk mengurangi pasokan vaksin Covid-19.

Sebabnya karena India selaku salah satu produsen AstraZeneca sedang membatasi ekspor dan fokus untuk memprioritaskan pasokan domestik.

Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan pada hari Senin hanya 20 juta dari 30 juta dosis yang dipesan untuk pengiriman Maret-April tersedia karena pembatasan ekspor.

Baca Juga: NTT Dilanda Bencana Alam, Marion Jola: Jujur Belum Bisa Tidur Karna Memikirkan Tanah Kelahiran

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Persebaya Vs PSS di Piala Menpora 2021, Bajul Ijo Optimalkan Rotasi Pemain

Budi Gunadi Sadikin menyerukan agar program vaksinasi disesuaikan kembali dan diprioritaskan untuk orang tua.

Dengan sekitar 1,54 juta kasus dan 41.900 kematian sejauh ini, Indonesia memiliki beban kasus tertinggi di Asia Tenggara dan salah satu yang terparah di Asia.*** (Selly Kurniawan/Portal Jember)

 

 

Editor: Talhah Lukman Ahmad

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler