Mengenal Virus Nipah, Pandemi yang Sudah Ada Sejak 1999

- 27 Januari 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi virus Nipah.
Ilustrasi virus Nipah. /Pixabay/qimono/502 images

PORTAL PASURUAN - Pandemi Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, bahkan tiap harinya ada kasus baru yang tercatat. Terdapat 13.094 pasien baru pada Rabu, 27 Januari 2021 pukul 17.30 WIB.

Belum rampungnya penanganan Covid-19, dunia harus siap-siap dengan kemungkinan adanya pandemi baru virus Nipah.

Baca Juga: Trending di Youtube, Ini Lirik Lagu Satru dari Denny Caknan x Happy Asmara

Dilansir Portal Pasuruan dari World Health Organization (WHO), virus Nipah bersama Covid-19 menjadi  patogen yang kemungkinan besar akan menjadi wabah dalam waktu dekat.

Selain itu, masih belum ada tindakan pencegahan medis yang bisa digunakan untuk menangani persebaran virus tersebut.

Hal tersebut senada dengan pernyataan Endang Rahayu Sedyaningsih, Menteri Kesehatan Indonesia saat membuka Rakernas Gerakan Nasional Peternak Sehat Ternak Sehat (PSTS).

Penyakit menular yang baru muncul (PMBM) mempunyai potensi menimbulkan wabah. Ancaman tersebut sekitar 70 persen dari penyakit hewan seperti SARS, Nipah, Flu Burung dan lain-lain.

Hal tersebut diperberat karena Indonesia juga menghadapi penyakit menular bersumber binatang lainnya seperti Malaria, Demam berdarah, Filariasis (kaki gajah), Rabies dan penyakit menular lainnya.

Baca Juga: Mengenang 1 Tahun Kematian Kobe Bryant, Ini Sederet Prestasi yang Didapat

Mengingat begitu berbahayanya virus Nipah, lantas apa sebenarnya patogen tersebut, dari mana penularannya dan bagaimana gejalanya?

Virus Nipah

Virus Nipah (NiV) merupakan patogen zoonosis atau yang ditularkan hewan ke manusia. Serta dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi.

Pada orang yang terinfeksi, NiV akan menyebabkan penyakit infeksi asimtomatik sampai penyakit pernapasan akut dan ensefalitis fatal.

Meskipun virus Nipah baru menjadi wabah di beberapa negara di Asia, patogen ini bisa menyebabkan kematian.

Virus Nipah pertama kali ditemukan pada 1999 saat terjadi wabah di Malaysia. Pada 2001, Bangladesh teridentifikasi juga mengalami wabah tersebut, bahkan NiV menjadi pandemi tahunan sejak 2001.

Wilayah lain kemungkinan besar juga berisiko terinfeksi, karena NiV ditemukan pada spesies Kelelawar Pteropus yang tersebar di beberapa negara, termasuk Indonesia.

 Penularan Virus Nipah

Saat wabah pertama kali diketahui, kebanyakan infeksi disebabkan kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringan yang terkontaminasi.

Dalam wabah di Bangladesh, yang menjadi sumber infeksi adalah produk buah-buahan yang terkontaminasi dengan air liur atau urin kelelawar buah.

Penularan virus Nipah dari manusia juga dilaporkan di antara perawat dan keluarga pasien yang terinfeksi.

Di Siliguri India pada 2001, terdapat 75 persen kasus yang terjadi di antara staf rumah sakit dan pengunjung.

Gejala dari Virus Nipah

Orang yang terinfeksi mempunyai gejala sebagai berikut:

1. Demam

2. Sakit Kepala

3. Nyeri Otot

4. Muntah

5. Sakit Tenggorokan

6. Pusing

7. Gejala Neurologis

8. Pneumonia Atipikal

9. Masalah Pernapasan Akut

10. Kejang

Untuk kasus yang lebih parah, akan menyebabkan koma selama 24 hingga 48 jam. Tingkat kematian kasus ini diperkirakan 40 sampai 75 persen, angka ini tergantung kemampuan untuk surveilans epidemiologi dan manajemen klinis.

Baca Juga: Sinopsis Film Asih 2, Perebutan Hak Asuh Anak dengan Hantu Asih

Pengobatan dan Pencegahan

Hingga saat ini masih belum ada obat atau vaksin untuk menangani secara khusus infeksi virus Nipah.

Perawatan intensif sangat dianjurkan sebagai upaya mengobati komplikasi pernapasan dan neurologis parah yang diakibatkan NiV.

Baca Juga: Polri Tegaskan Konsep Pam Swakarsa Komjen Listyo Sigit Berbeda Dengan Era 1998

Akan tetapi penularan virus Nipah bisa dicegah dengan ketiga cara berikut ini:

1. Mengontrol virus Nipah pada babi

2. Mengurangi resiko infeksi pada Manusia

3. Mengontrol infeksi dalam pengaturan layanan kesehatan.***

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: WHO


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x