Mengenal Lontong Cap Go Meh, Kuliner Khas Semarang yang Bisa jadi Ide Bisnis Jelang Imlek

- 6 Februari 2021, 09:00 WIB
Lontong Cap Go Meh
Lontong Cap Go Meh /Pixabay.com/Huahom.

PORTAL PASURUAN - Lontong Cap Go Meh merupakan hidangan khas Kota Semarang, Jawa Tengah.

Bisa dibilang kuliner ini merupakan bentuk akulturasi antara budaya China dan Jawa.

Dikutip PORTAL PASURUAN dari buku 'Makanan Tradisional Indonesia Seri 3' karya Gardjito, dan kawan-kawan terbitan tahun 2019, penyajian lontong Cap Go Meh ini berkaitan dengan rangkaian perayaan tahun baru Imlek.

Baca Juga: Herta Berlin vs Bayern Munchen, The Bavarian Raih Tiga Poin dari Kandang Lawan

Di China sebagai asal mula perayaan Cap Gomeh, tidak dikenal lontong ini.

Sebab, kuliner tersebut merupakan hasil olahan dari imigran bangsa China di Nusantara pada masa lampau.

Keberadaan makanan akulturasi ini, sudah ada sekitar abad ke-14. Pada saat itu, Laksamana Cheng Ho tiba di pantai utara Jawa.

 

Sajian asli lontong Cap Go Meh menggunakan kuah daging babi. Tetapi, untuk menghormati warga lokal yang mayoritas adalah muslim, kuahnya diganti dengan kuah opor ayam yang kental.

Sajian khas Imlek tersebut dilengkapi dengan sambal goreng ati ampela, sayur lodeh, taburan bubuk kedelai gurih.

Opor ayam yang digunakan ada dua jenis, yaitu opor putih dan kuning.

Opor putih lebih digemari kalangan wanita Tionghoa. Sedangkan opor kuning lebih digemari penduduk asli Indonesia.

Baca Juga: Rangkuman Materi IPA SMP Kelas 9, Peran Organisme Tanah

Penyajian lontong Cap Go Meh di Semarang dilengkapi dengan sate abing atau opor merah.

Opor merah sama dengan opr pada umumnya, tetapi tanpa kunyit.

Warna merah didapatkan sari kelapa parut yang disangrai hingga kering, lalu digiling sehingga menghasilkan cairan kental berwarna merah.

Cairan tersebut digunakan sebagai pengganti santan dalam opor tersebut.

Penyajian lontong Cap Go Meh di Solo tanpa tambahan opor, tetapi dilengkapi dengan sayur pepaya muda, rebung, telur, suwiran daging ayam, dan sambal goreng ati.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tematik Tema 7 Kelas 5 SD Subtema 1 Suku Adat di Indonesia, Halaman 42

Bagi masyarakat Tionghoa, lontong Cap Go Meh dipercaya mengandung perlambangan keberuntungan.

Lontong yang bertekstur padat dianggap berlawanan dengan bubur yang encer.

Terdapat anggapan tradisional bahwa bubur melambangakan kemiskinan atau sakit.

Penyajian lontong Cap Go Meh dilengkapi dengan telur yang melambangkan keberuntungan, kuah santan berwarna kuning melambangkan emas dan keberuntungan, bentung lontong yang panjang melambangkan panjang umur.***

Editor: Talhah Lukman Ahmad


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini