Bentrok Aparat dengan Demonstran Anti Kudeta di Bagian Utara Myanmar, 39 Orang Dilaporkan Tewas

- 15 Maret 2021, 15:40 WIB
Kudeta berdarah Myanmar
Kudeta berdarah Myanmar /Twitter/@MizzimaNews/

PORTAL PASURUAN - Pasukan keamanan Myanmar menewaskan sedikitnya 22 pengunjuk rasa pro-demokrasi di pinggiran kota Yangon, Myanmar.

Peristiwa yang membuat daftar korban jiwa anti kudeta bertambah itu terjadi pada Minggu 14 Maret 2021.

Sementara 16 pengunjuk rasa lainnya tewas di tempat lain menurut laporan asosiasi bantuan untuk tahanan politik (AAPP), serta seorang polisi, menjadikannya hari paling berdarah sejak kudeta 1 Februari 2021 lalu terhadap pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Jadwal Resmi Persebaya Surabaya di Piala Menpora 2021, Bajol Ijo Ladeni Persik di Laga Awal

Total 39 orang tewas dalam bentrok yang terjadi dalam satu hari terakhir ini.

Pemerintah junta militer Myanmar menyebut darurat militer diberlakukan di Hlaingthaya dan di distrik Shwepyitha, kota Yangon.

Sementara itu Kedutaan Besar China untuk Myanmar mengatakan banyak stafnya terluka dan terperangkap dalam serangan pembakaran oleh penyerang tak dikenal di pabrik garmen di Hlaingthaya.

Baca Juga: 7 Salad Terenak Se-Asia Versi Taste Atlas 2020, Ada Pecel dan Gado-Gado dari Indonesia

Otoritas China meminta Myanmar untuk melindungi properti serta warganya. China dipandang mendukung junta militer yang telah mengambil alih kekuasaan.

Ketika asap membubung dari kawasan industri, pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa di pinggiran kota yang merupakan rumah bagi para migran dari seluruh Myanmar, kata media dan saksi mata.

"Itu sangat mengerikan. Orang-orang ditembak di depan mata saya. Itu tidak akan pernah terlupakan dalam ingatan saya," kata seorang jurnalis foto di tempat kejadian yang tidak ingin disebutkan namanya seperti dikutip PORTAL PASURUAN dari Reuters.

Televisi Myawadday yang dikelola tentara mengatakan pasukan keamanan bertindak setelah empat pabrik garmen dan pabrik pupuk dibakar, dan sekitar 2.000 orang telah menghentikan mesin pemadam kebakaran untuk menjangkau tempat tersebut.

Protes direncanakan pada Senin di kota kedua negara itu, Mandalay, kata aktivis Myat Thu, sementara penduduk di Yangon mengatakan demonstrasi direncanakan di dua wilayah kota.

Baca Juga: Maria Vania Unggah Video Mukbang Salad Wrap, Pikiran Netizen Traveling Saat Lihat Mayo

Kekerasan juga pecah di bagian lain Yangon saat protes berlangsung hingga Minggu malam.

"Tiga orang tewas di pelukan saya. Kami menyelamatkan sekitar 20 orang yang terluka tadi malam," kata Zizawah seorang penduduk dan pengunjuk rasa di distrik Thingyunkyun, Yangon.

Warga lainnya, May Myat Noe mengatakan ada tiga korban jiwa dan puluhan orang terluka di distrik Dagon Selatan setelah mereka melakukan aksi protes.

 

Editor: Talhah Lukman Ahmad

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah