Merapi Erupsi, Ini Bahaya Hujan Abu bagi Kesehatan, Masyarakat Diminta Berhati-hati

- 28 Januari 2021, 06:43 WIB
Gunung Merapi erupsi
Gunung Merapi erupsi /twitter.com/@BPPTKG

PORTAL PASURUAN - Sejak awal November 2020, Gunung Merapi dinyatakan berstatus Siaga 3 dan tercatat mengalami 221 guguran sejak Selasa, 26 Januari 2021.

Seperti yang dikutip PORTAL PASURUAN dari akun Twitter Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di @BPPTKG, masyarakat dihimbau tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

BPPTKG juga merekomendasikan aktivitas penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi untuk dihentikan.

Baca Juga: Resmi Menjabat Sebagai Kapolri, Jendral Listyo Sigit Prabowo Bertekad Wujudkan Polri yang Presisi

Klaten dan Boyolali adalah dua daerah yang terdampak hujan abu dari aktifitas Gunung Merapi.

Abu vulkanik adalah potongan kecil bebatuan yang bergerigi, mineral, dan kaca vulkanik seukuran pasir dengan diameter kurang dari 2 milimeter yang diletuskan oleh gunung berapi.

Hujan abu biasa terjadi setelah terjadinya erupsi gunung berapi yang mengembang dan lepas dengan cepat ke udara.

Abu vulkanik membawa berbagai efek buruk, baik bagi lingkungan maupun bagi kesehatan manusia. Berikut adalah dampak yang diakibatkan hujan abu vulkanik:

Dikutip PORTAL PASURUAN dari Jurnal Volcanic Ash Fall-A "Hard Rain" of Abrasive Particles, Fact Sheet 027-00 Online Version 1.0 yang dipublikasikan oleh U.S. Geological Survey (USGS), ketika abu vulkanik kian menumpuk di atas gedung, hal tersebut dapat menyebabkan atap gedung menjadi roboh, membunuh dan melukai orang.

Halaman:

Editor: Talhah Lukman Ahmad

Sumber: Twitter


Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x