Mengenal Metode Baru Tes Saliva, Lebih Nyaman Dibanding Tes Swab

- 3 Februari 2021, 16:07 WIB
IlustrasiTesCovid19.
IlustrasiTesCovid19. /unsplash/MufidMajnun
PORTAL PASURUAN - Guna mengatasi terjadinya penularan virus Covid-19 lebih luas, pihak pemerintah sedang mengkaji tentang metode baru yang disebut sebagai tes saliva.
 
Metode ini diketahui bisa mendeteksi virus corona hanya dengan menggunakan air liur saja, pasalnya air liur memiliki efektifitas yang sama seperti halnya swab hidung yang digunakan pada umumnya.
 
Mengingat Indonesia sudah cukup lama menggunakan metode rapid tes dan Polymerase Chain Reaction (PCR).
 
 
Kini pihak pemerintah masih mempertimbangkan tentang rencana digantikannya tes swab menggunakan tes saliva.
 
Beberapa pihak lain juga mengatakan bahwa tes saliva yang menggunakan air liur sebagai deteksi virus, dalam prosesnya hanya memerlukan waktu singkat.
 
Salah satu alasan bahwa tes saliva lebih efektif adalah, tes ini tidak memerlukan ekstraksi atau pemurnian RNA virus, seperti yang terdapat dalam tes swab.
 
Dalam segi lain, tes saliva juga akan lebih nyaman jika dibandingkan dengan tes swab yang menggunakan alat ukur panjang hingga masuk ke area nasofaring.
 
Dari sebuah penelitian JAMA Internal Medicine, menunjukkan tes yang menggunakan air liur memiliki akurasi 83 persen.
 
 
Air liur merupakan cairan biologis yang berguna untuk menguji hormon steroid seperti kortisol, atau materi genetik seperti RNA.
 
Protein seperti enzim, antibodi, dan berbagai zat lain, termasuk metabolit alami nitrit saliva, penanda biomarker status oksida nitrat.
 
Tes air liur digunakan untuk menyaring atau mendiagnosis berbagai kondisi dan status penyakit, termasuk penyakit Cushing, anovulasi, HIV, kanker, parasit, hipogonadisme, dan alergi.
 
Pengujian saliva bahkan telah digunakan oleh pemerintah AS untuk menilai perubahan ritme sirkadian pada astronot sebelum penerbangan.
 
Dan untuk mengevaluasi profil hormonal tentara yang menjalani pelatihan bertahan hidup militer. Berikut fakta-fakta mengenai tes saliva sebagai metode baru pendeteksi virus Corona.
 
 
Sampel dari hasil tes saliva bisa bertahan hingga 24 jam
 
Sampel air liur stabil hingga 24 jam bila disimpan dengan kantong es atau pada suhu ruang. Peneliti mendeteksi tidak ada perbedaan konsentrasi pada saat pengumpulan, delapan jam kemudian atau 24 jam kemudian.
 
Metode tes saliva sudah digunakan oleh beberapa negara
 
Sejatinya sejumlah negara telah menggunakan tes saliva sebagai pengujian Covid-19, dikutip dari Reuters, Singapura telah menyetujui menggunakan alat tes Covid-19 dari Advanced MedTech Holdings untuk digunakan dalam menguji air liur dari dalam tenggorokan.
 
Selain Singapura, beberapa negara lain juga sudah menggunakan sampel air liur sebagai alat pendeteksi virus Corona. Di antaranya Hong Kong dan Taiwan
 
 
Pasien hanya perlu mengeluarkan air liur dari dalam tenggorokan dan meludah ke dalam botol spesimen guna untuk diambil sebagai keperluan sampel.
 
Dan untuk wilayah Indonesia tepatnya di National Hospital, tes saliva sudah mulai dilakukan sejak 11 Januari 2021 kemarin, setelah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan dan BNPB.***

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah