Mirip Monstera, Rhaphidophora Tanaman Asli Asia Tenggara Mulai Dilirik

- 1 Januari 2021, 16:45 WIB
Ilustrasi: Rhaphidophora tetrasperma (Twitter @BTtoronto)
Ilustrasi: Rhaphidophora tetrasperma (Twitter @BTtoronto) /

PORTAL PASURUAN - Dianggap mirip dengan monstera, tanaman ini juga populer dan disukai pecinta tanaman hias.

Tanaman ini biasanya tumbuh di hutan-hutan asli Asia Tenggara. Bentuk daunnya sangat unik.

Daunnya berbentuk hati namun terbelah sehingga kerap disamakan dengan Monstera. Padahal dia sama sekali berbeda jenis dengan Monstera.

Tanaman ini termasuk spesies Rhaphidophora. Sama seperti monstera, Rhaphidophora juga dapat dijadikan tanaman di dalam ruangan

 Baca Juga: Kandungan Alkohol Tinggi, Durian Berpotensi Meningkatkan Gula Darah dan Tekanan Darah

Tanaman ini dapat mencapai ketinggian hingga 12 kaki (3,65 meter), bergantung pada kondisi lingkungan.

Mereka adalah tanaman merambat dan memiliki akar udara yang memanjat pohon atau apapun yang baik untuk mereka stabilkan saat mereka tumbuh, seperti teralis.

Dilansir dari artikel Jangan Asal Tanam! Begini Cara Menumbuhkan Tanaman Rhaphidophora, Si 'Monstera Mini' tanaman ini adalah penggemar berat cahaya terang yang menyebar, jadi lebih baik menjauhkannya dari sinar matahari langsung yang panas.

Terlalu banyak paparan sinar matahari yang keras dapat merusak daun, mengeringkan dan mengubahnya menjadi kuning.

Baca Juga: Pemerintah Bubarkan FPI, Pimpinan Ponpes Buntet: Pembubaran Itu Sudah Tepat

Tempatkan rhaphidophora di dekat jendela yang menampilkan matahari terbit yang memberi mereka banyak cahaya.

Rhaphidophora Tetrasperma termasuk tumbuhan yang cepat tumbuh, sehingga terlalu sedikit cahaya akan memperlambat prosesnya dan akan menghasilkan daun yang kecil.

Suhu ideal yang dibutuhkan tanaman ini untuk tumbuh sehat adalah antara 12-29 ° C. Tumbuhan Rhaphidophora Tetrasperma akan tumbuh subur di tanah pot yang lembab, memiliki drainase yang baik, dan kaya akan pupuk organik.

Mereka lebih menyukai pupuk organik seimbang dan berkualitas tinggi yang tidak memiliki bahan kimia keras. Selama fase pertumbuhan yang aktif, tanaman akan membutuhkan pemupukan teratur.

 Baca Juga: Wabup Pamekasan Raja'e Wafat karena Covid-19, Korban Keempat dari Kalangan Kepala Daerah di Jatim

Saat merepoting, keluarkan dengan hati-hati dari potnya dan periksa apakah ada gejala busuk akar. Jika ada tanda-tanda, potonglah bagian yang rusak dengan pisau steril. Setelah proses ini, harus segera memasukkan tanaman ke dalam pot baru. Wadah harus setidaknya memiliki lebar 10 inci (25 cm).

Hama yang paling berbahaya bagi Rhaphidophora Tetrasperma adalah tungau laba-laba. Semprot tanaman ini dengan pestisida untuk mengatasinya

Baca Juga: Jenis-Jenis HP Ini Tidak akan Bisa Menjalankan Aplikasi WhatsApp Lagi Mulai 1 Januari 2021

Rhaphidophora Tetrasperma juga diketahui tumbuh lebih cepat jika diberi penyiraman secara teratur, sehingga tidak boleh dibiarkan terlalu kering dalam waktu lama. Meskipun tanaman ini sangat haus akan kelembapan, mereka bisa sangat sensitif terhadap air yang berlebihan.

Tanaman ini akan tumbuh dengan sehat jika menyiramnya tidak lebih dari sekali setiap 7 hingga 10 hari. di musim panas atau suhu hangat. Dalam kondisi dingin, tanaman akan baik-baik saja dengan penyiraman setiap dua minggu.

Secara umum, persentase kelembapan terbaik yang diperlukan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan untuk menjaga tanaman ini tetap sehat adalah 40%. Untuk menjaga kelembapan pada tingkat tersebut, bisa menggunakan humidifier.(Shinta Hardiyanti)***

Editor: Elita Sitorini

Sumber: Portal Probolinggo-Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x