Eksplore Wisata Indonesia, Danau Limboto Gorontalo yang Eksotis

- 5 Januari 2021, 23:30 WIB
Keindahan Danau Limboto di Suatu Sore.
Keindahan Danau Limboto di Suatu Sore. /tangkapan layar instagram/@limbotofest

 

 
PORTAL PASURUAN - Pandemi Covid-19 membuat banyak orang tak bisa bepergian ke luar negeri. Bahkan para selebriti dan tokoh penting di negeri ini memilih melakukan wisata ke tempat-tempat wisata lokal.
 
Padahal sebelum pandemi, jarang dijumpai selebriti memposting liburan mereka di dalam negeri. Minimal mereka memposting foto kunjungan ke tempat wisata di Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
 
Seringnya memposting foto liburan ke luar negeri. Seperti negara-negara Eropa dan Amerika.
 
 
Namun selama pandemi, ketika mobilisasi terbatas sementara hasrat liburan menggelora, mau tak mau objek wisata dalam negeri pun dilirik.
 
Salah satu objek wisata yang bisa dikunjungi selama masa pandemi adalah Danau Limboto di Gorontalo.
 
Tempat wisata berbasis alam terbuka ini sangat cocok karena udara yang segar. Selain itu tempat sangat luas sehingga dapat meminimalkan potensi terbentuknya kerumunan. 
 
 
 
Selain itu, terdapat sumber panas bumi atau geothermal dan menjadi muara bagi 23 sungai yang mengalir di sekitar Danau Limboto.
 
Keindahan pemandangan di sekeliling Danau Limboto, utamanya saat senja atau pagi hari waktu matahari akan terbit, juga dapat disaksikan dengan menaiki perahu yang bisa disewa dari masyarakat sekitar dengan harga sesuai kesepakatan.
 
Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati kuliner yang terdapat pada kedai makan di sekitar danau. Hidangan di kedai-kedai makan itu kebanyakan berbahan ikan air tawar yang menjadi kekayaan Danau Limboto seperti nila, tawes, mujair, dan gabus. 
 
Ikan air tawar itu dimasak dengan cara dibakar atau digoreng sesuai selera lalu dinikmati  bersama sambal setempat yang khas yaitu sambal dabu-dabu.   
 
 
Bila ingin menikmati acara-acara yang diadakan masyarakat sekitar, waktu yang paling direkomendasikan untuk datang ke Danau Limboto adalah pada tanggal 20-25 September.
 
Selama enam hari, di Danau Limboto diadakan festival tahunan yang diisi dengan beragam kegiatan menarik seperti pawai budaya khas Gorontalo, pertunjukan busana daerah, seni tradisional, pesta kuliner, serta aneka permainan tradisional dengan Danau Limboto sebagai arenanya, contohnya lomba perahu. 
 
Tujuan diadakannya aneka pertunjukan tradisional festival tahunan tak lain adalah untuk memperkenalkan budaya dari Gorontalo sekaligus memamerkan keindahan Danau Limboto pada masyarakat luas. 
 
Tak hanya wisata alam, Danau Limboto juga menyuguhkan objek-objek wisata lain seperti sebuah rumah sederhana bercat putih di tepian Danau Limboto yang terletak di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. 
 
 
Rumah itu merupakan saksi bisu bagi masyarakat Gorontalo ketika Presiden Pertama RI, Soekarno menginjakkan kakinya di daerah tersebut.
 
Soekarno dua kali mengunjungi Gorontalo yaitu pada 1950 dan 1956 dengan menggunakan pesawat amfibi, yaitu pesawat yang bisa mendarat di air.  Lokasi pendaratannya di tepian Danau Limboto tepatnya di dermaga Desa Iluta. Sang Proklamator menggunakan rumah bercat putih tadi sebagai tempat beristirahat untuk menyaksikan keindahan danau.
 
Usai peristiwa istimewa ini, warga dan pemerintah daerah setempat bersepakat untuk menjadikan rumah bercat putih itu sebagai Museum Pendaratan Soekarno yang sering dikunjungi masyarakat utamanya saat hari libur sekolah.
 
Selain Museum Pendaratan Soekarno saja, objek wisata lain yang wajib dikunjungi adalah Benteng Otanaha yang berlokasi di atas bukit di Desa Dembe, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo.
 
 
Benteng Otanaha merupakan satu-satunya benteng di Indonesia yang dibangun di tepian danau. Tak hanya menyajikan pemandangan alam, Benteng Otanaha juga sarat akan cerita sejarah. 
 
Dari sisi keindahan alam, pengunjung dapat menikmati pemandangan indah Danau Limboto dari ketinggian karena letak benteng ini yang berada di atas bukit. 
 
Untuk sampai ke lokasi benteng, pengunjung harus mendaki sebanyak 351 anak tangga yang uniknya lagi, batu-batu sebagai bahan utama untuk membangun benteng ini menurut cerita penduduk setempat direkatkan dengan putih telur dari burung maleo, satwa endemik Sulawesi.
 
Di sisi barat Danau Limboto, terdapat sumber air panas yang memiliki suhu konstan 75 derajat Celcius sepanjang tahun. Lokasi mata air panas ini dijadikan kawasan wisata alam bernama Pentadio Resort. 
 
 
Diberi nama ‘pentadio’ lantaran resor ini ada di tepi Danau Limboto di Desa Pentadio, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo. Pentadio sendiri dalam bahasa setempat memiliki arti pantai dan danau. 
 
Pemandian pentadio itu memberikan kesempatan kepada para pengunjung untuk merasakan air hangat alami langsung dari sumbernya. 
 
Tak hanya menghangatkan tubuh, kandungan belerang dalam air hangat itu juga bisa bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit termasuk jerawat.
 
Lokasi Danau Limboto ini tak jauh dari pusat Kota Gorontalo dan hanya berjarak 16 kilometer dari Bandara Jallaludin.
 
Selain itu, pengunjung bisa mengunjungi Danau Limboto secara bebas tanpa dipungut biaya.(Dharmawan Ashada)***

Editor: Elita Sitorini

Sumber: Portal Probolinggo-Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x