"Semoga Beliau tenang disisi-Nya. Aamiin," sambungnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Trisutji meninggal dunia karena kondisi kesehatannya yang semakin menurun, seiring usianya yang kian bertambah tua.
Baca Juga: Kemenhub Batasi Masuk WNA ke Indonesia, Demi Cegah Virus Baru
Dia tumbuh di tengah keluarga Jawa yang sangat kental, meski tinggal di lingkungan Melayu di Binjai, Sumatra Utara.
Darah seninya mengalir dari ayahnya yang seorang pelukis. Ayahnya keturunan Kraton Mangkunegaran sedangkan ibunya, BRA Nedima Kusmarkiah adalah cucu langsung dari Paku Buwono X yang menduduki takhta di kraton Kesunanan Solo hingga pada masa kolonial.
Ayah Trisutji adalah seorang dokter yang bekerja untuk Sultan Langkat di Binjai, kawan dekat Paku Buwono X.
Baca Juga: Tidak Hanya Satu, Berikut 10 Jenis Kimchi yang Populer di Korea Selatan
Oleh sebab itu, masa kecil Trisutji berada dalam lingkungan kuat kebudayaan Jawa, Batak dan Melayu yang kemudian sangat mempengaruhi karya-karya musiknya.
Sejak usia 7 tahun Trisutji sudah menunjukkan bakatnya sebagai seorang komponis. Ia belajar piano klasik di Binjai dan mulai menciptakan karya musik yang lebih serius dengan piano sejak berusia 14 tahun. ***
Artikel Rekomendasi