Bagaimana Hukum Merayakan atau Memperingati Malam Nisfu Syaban? Ini Jawabannya

- 26 Maret 2021, 07:50 WIB
Membaca Al-Quran di malam Nisfu Syaban
Membaca Al-Quran di malam Nisfu Syaban /Unsplash.com/Rachid Oucharia

PORTAL PASURUAN - Terhitung sejak 15 Maret 2021,  kaum Muslim sudah memasuki bulan Syaban.

Itu artinya tinggal hitungan hari menuju bulan penuh ampunan, Ramadhan.

Nabi Muhammad SAW begitu memuliakan bulan Syaban.

Baca Juga: Bosen Makan Steak Daging dan Ayam? Bisa Jadi Resep Steak Ikan Lele Menjadi Solusinya

Baca Juga: Bahan dan Cara Membuat Siomay Lele yang Enak dan Praktis, Disajikan dengan Beberapa Jenis Bahan Pelengkap

Banyak amalan yang dilakukan Rasullah di bulan ini semata-mata untuk mengharap ridho Allah SWT.

Di bulan ini, Nabi Muhammad SAW banyak menghabiskan waktunya dengan berpuasa sunnah.

Di pertengahan bulan Syaban dikenal juga malam Nisfu Syaban yang diyakini suatu malam dimana Allah SWT menurunkan berkatnya yang tak terhingga.

Baca Juga: Tamparan Megawati untuk Sosok yang Tuding Jokowi Ingin Tiga Periode: Yang Ngomong Itu Sebetulnya Mau

Baca Juga: Bahan dan Cara Mudah Membuat Kripik Lele, Makanan Ringan yang Cocok Dijadikan Cemilan yang Enak dan Gurih

Maka, tak heran dalam tradisi di berbagai daerah, malam Nisfu Syaban diperingati umat Muslim dengan berkumpul di masjid.

Umat Muslim menghabiskan waktu dalam malam itu dengan membaca shalawat dan mengaji Al-Quran.

Lantas bagaimana pandangan dan hukum Islam terkait memperingati atau merayakan malam Nisfu Syaban?

Dilansir PORTAL PASURUAN dari laman Nu.or.id disebutkan banyak hadits terkait keutamaan malam Nisfu Syaban.

Salah satunya hadits yang terdapat dalam Shahih Ibnu Hibban disebutkan berikut ini.

يَطْلُعُ اللَّهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ Arinya,

“Allah SWT memperhatikan makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban dan mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang kafir dan orang yang bermusuhan.”

Hadits riwayat Ibnu Hibban ini juga banyak disampaikan oleh periwayat hadits lainnya meskipun dengan redaksi dan silsilah sanad yang berbeda.

Menurut penelitian sebagian ulama, sebagian hadits tentang keutamaan malam Nisfu Syaban berada dalam ketegori dhaif.

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 5 SD dan MI Tema 8 Halaman 101, 102, 103, 104 dan 105, Lingkungan Sahabat Kita

Meski begitu, kedhaifan hadits itu tidak berati berujung pada larangan untuk merayakan malam Nisfu Syaban dengan beribadah.

Sebab mayoritas ulama membolehkan pengamalan hadits dhaif untuk fadhail amal.

Dengan demikian, pada saat malam Nisfu Syaban yang jatuh sebentar lagi,dianjurkan untuk perbanyak ibadah, doa, dan minta ampunan pada Allah Ta'ala.

 

Editor: Talhah Lukman Ahmad

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini