Pemkab Pasuruan Usulkan Pembangunan Jembatan Ngipik di Gempol, Usai Ambruk Akibat Arus Sungai Meluap

16 Maret 2021, 17:40 WIB
Jembatan Ngipik di Gempol. /Tangkap Layar Youtube/Abi Machfudz

PORTAL PASURUAN - Jembatan penghubung antar kecamatan di Kabupaten Pasuruan ambruk. Usai terhempas derasnya arus sungai yang meluap.

Jembatan yang menghubungkan Dusun Ngipik, Desa Sumbersuko, Kecamatan Gempol dengan Dusun Mejasem, Desa Tawangrejo, Kecamatan Pandaan itu ambruk setelah terjadi hujan deras di wilayah tersebut.

Jembatan sepanjang 25 meter dengan lebar 4,5 meter itu patah di bagian tengah.

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 5 SD/MI Tema 7, Subtema 1: Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan, Halaman 32-40 Lengkap

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 5 SD/MI Tema 8 Halaman 90-96 Lingkungan Sahabat Kita, Lengkap Disertai Dengan Pembahasan

Camat Gempol Taufiqul Ghoni mengatakan, hujan deras menyebabkan debit Sungai Kambeng atau Kali Putih meningkat dan arus menjadi sangat deras. Jembatan terempas arus deras dan kemudian ambruk.

Pemerintah Kabupaten Pasuruan sudah mengusulkan pembangunan Jembatan Ngipik di Dusun Ngipik, Desa Sumbersuko, Kecamatan Gempol, yang ambruk, pada Minggu 14 Maret 2021 kemarin.

Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Pasuruan, Ridwan Harris mengatakan, usulan pembangunan jembatan tersebut dilakukan, lantaran ketersediaan anggaran BTT (Biaya Tidak Terduga) Kabupaten Pasuruan tahun 2021, sudah menipis dari Rp 25 Milyar, kini menyisakan sekitar Rp 4 Milyar.

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 3 SD/MI Tema 8 Subtema 3 Halaman 151-156, Aku Suka Berpetualang Lengkap Dengan Pembahasan

Baca Juga: Jerman, Prancis, dan Italia Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca Usai Laporan Adanya Efek Samping Serius

"BTT tahun ini totalnya Rp 25 Milyar. Sejak januari sampai Februari lalu, total anggaran yang dikeluarkan sudah sebesar Rp 21 Milyar. Jadi sisanya sekitar Rp 4 milyar an," Ujar Harris

Besaran BTT yang sudah dikeluarkan oleh Pemkab Pasuruan dalam dua bulan terakhir dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan kebencanaan.

Mulai dari penanganan banjir, tanah longsor, hingga penanganan Covid-19 di Kabupaten Pasuruan.

Kata Harris, usulan tersebut akan segera disampaikan ke BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) setelah menerima rekomendasi Gubernur Jatim.

"Kalau sekarang ini masih di BPBD Jatim. Semoga segera mendapatkan persetujuan dan rekomendasi dari Ibu Gubernur, sehingga kalau sudah kita terima, langsung kami kirimkan ke pusat," jelasnya.

Sementara itu, sembari menunggu rekom turun, Pemkab Pasuruan sudah selesai melakukan penghitungan estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan jembatan yang menghubungkan antara Desa Sumbersuko di Kecamatan Gempol dengan Desa Tawangrejo di Kecamatan Pandaan.

Anggaran tersebut menurut Harris, ditaksir mencapai Rp 2 Milyar. Untuk itu, Pemkab Pasuruan berharap agar usulan pembangunan ini bisa segera dapat terealiasi dalam waktu dekat.

"Kami hanya bisa menunggu kapan rekom ini turun dan kalau sudah turun, kapan realisasi pembangunan jembatan, agar warga kembali sumringah," singkatnya.

Seperti diketahui, Jembatan Ngipik memiliki panjang jembatan 25 meter dan lebar 4 meter. Jembatan itu sendiri patah di tiga titik.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 17 Maret 2021: 6 Kabupaten dan Kota di Kalimantan Barat Potensi Alami Cuaca Ekstrim

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 17 Maret 2021: Hampir Semua Kabupaten dan Kota di Lampung Potensi Alami Cuaca Ekstrim

Dua titik yang patah masing-masing di bibir jembatan. Yaitu, jalan dari arah Sumbersuko, maupun dari arah Tawangrejo.

Lalu, titik ketiga yang patah tepat di bagian tengah jembatan. Atas kejadian tersebut, akses warga terputus, sehingga mereka harus memutar sejauh 4 kilometer.

Dijelaskan Harris, untuk sementara waktu, pihaknya memasang Safety Line atau pita pengaman dan kayu di sekitar jembatan.

Pemasangan pita itu sangat penting agar tak ada warga yang mendekat ke sekitar jembatan, lantaran potensi ambles masih cukup tinggi.

Selain itu, Harris juga menghimbau agar tak ada lagi kegiatan penambangan pasir dan batu di sekitar jembatan.

Lantaran kegiatan tersebut diduga sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kontruksi jembatan itu sendiri.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 17 Maret 2021: Hampir Semua Kabupaten dan Kota di Lampung Potensi Alami Cuaca Ekstrim

Baca Juga: Terdepak dari Liga Champions dan Tak Meyakinkan di Serie A, Fans Desak Juventus Pulangkan Paul Pogba

"Kami minta warga tidak menggunakan jalan di situ, karena kontruksi nya berpotensi ambles. Selain itu ada kegiatan penambangan pasir batu illegal di sekitar jembatan sehingga diduga merusak kontruksi di sebelah selatan."

"Kita harapkan ke depan, kalau dibangun, tak ada ladi kegiatan tersebut, karena membahayakan jembatan dan masyarakat," imbuhnya. ***

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: Pasuruankab

Tags

Terkini

Terpopuler