Banyak Hoax tentang Covid-19, Masyarakat Harus Pintar Memilah Informasi

- 28 Januari 2021, 15:20 WIB
Ilustrasi stop berita palsu untuk menghindari hoax.
Ilustrasi stop berita palsu untuk menghindari hoax. /Freepik/freepik

PORTAL PASURUAN - Pada Selasa, 26 januari 2021, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mengadakan dialog produktif dengan tema Tolak dan Waspada Hoax.

Dialog tersebut dilandasi penyebaran informasi yang salah atau hoax yang sangat masif, khususnya mengenai pandemi Covid-19.

Baca Juga: Jumlah Kasus Positif Covid-19 Bertambah, Rumah Sakit Tambah Alokasi Kamar Pasien Hingga 40%

Dilansir PORTAL PASURUAN pada laman resmi Satgas Penanganan Covid-19. Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika menjelaskan, kalau ada 1.387 jenis hoax sejak maret 2020 lalu.

Semuel menjelaskan kalau kesalahan informasi yang disebarkan di internet tidak sampai mengganggu ketertiban umum, Kominfo akan memberikan stempel hoax dan menginformasikan kesalahan tersebut ke masyarakat.

Baca Juga: Arsenal Datangkan Martin Odegaard dari Real Madrid, Pelatih Arsenal Mikel Arteta Janji Tampil Menyerang

Selain itu, Kominfo akan men-take down unggahan tersebut dari media sosial yang menyebarkannya. Namun, untuk kasus yang mengganggu ketertiban umum akan dilaporkan untuk ditindaklanjuti polisi.

"Saat ini sudah ada 134 kasus yang ditangani kepolisian terkait hoax Covid-19 ini," tambah Semuel.

Salah satu hoax yang sempat ramai pada pertengahan bulan ini adalah meninggalnya Sugeng Riyadi, Kepala Staf Kodim 0817/Gresik setelah divaksin.

"Ini modus baru yang mencampurkan fakta bahwa ada tentara meninggal dan ditautkan dengan fakta pak Mayor Sugeng divaksin," komentar Semuel.

Baca Juga: Rambah Dunia Bisnis, Intip 5 Usaha Kuliner Milik Pesinetron Prilly Latuconsina

Menanggapi masalah hoax, Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menjelaskan, kalau isu yang paling ramai adalah hoax vaksin Covid-19.

"Kami mencatat ada 83 hoax terkait dengan vaksin Covid-19, dan viralitasnya cukup tinggi, karena 42 persen terkait dengan isu keamanan dan kemanjuran termasuk hoax kematian Mayor Sugeng," tambah Septiaji.

Lebih jelasnya, Septiaji menganalisis ada beberapa kelompok yang terpengaruh dengan hoax tentang vaksin ini.

Salah satunya adalah kelompok yang percaya dengan teori konspirasi dan menganggap Covid-19 hanya sebuah flu biasa, sehingga tidak perlu divaksin.

Sedangkan sisanya adalah kelompok sadar dengan pentingnya vaksin, namun memiliki bias, seperti bias antibarat atau anticina.

Baca Juga: Rose Blackpink Debut Solo, Pihak Agensi RIlis Videonya, Lisa dan Jisoo Menyusul

Agar masyarakat tidak termakan hoax, Septiaji menghimbau untuk mengonsumsi informasi dari sumber yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan.

"Mari kita lakukan 3S yakni saring terlebih dahulu informasi tersebut, kalau baik kita sharing (bagikan), namun apabila buruk kita sorong atau kita tolak berita tersebut," pungkas Septiaji.***

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: Covid-19.co.id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah