Kenali Gejala yang Terdapat Pada Varian Baru dari Virus Covid 19

- 1 Februari 2021, 15:42 WIB
Ilustrasi Virus
Ilustrasi Virus /Pixabay/Fernandozhimincaela
PORTAL PASURUAN - Pemerintah terus mengikuti perkembangan adanya varian baru dari virus COVID-19, Pasca ramai dalam perbincangan publik belakangan ini.
 
Varian baru ini akan dikaji dan dianalisis pada urutan genetikanya, hal ini bertujuan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil pemerintah berdasarkan bukti ilmiah. 
 
 
Mengenai varian baru dari Covid 19, pihak medis dan para ilmuwan mengatakan jenis ini lebih berbahaya dari pada versi lamanya.
 
Pasalnya, varian terbaru dari virus Covid 19 dapat menular lebih cepat dan memiliki efek yang cukup berbahaya.
 
"Langkah surveilans akan terus diperkuat oleh pemerintah dengan terus memonitor perkembangan virus yang sangat dinamis ini," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito.
 
Hal tersebut disampaikan saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers perkembangan penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta. 
 
 
Varian baru Covid 19 pertama kali muncul di wilayah Inggris, menurut para ilmuwan disana menjelaskan bahwa adanya hubungan antara lonjakan infeksi virus dengan varian baru.
 
Virus jenis baru, bernama 'VUI 202012/01' dengan garis keturunan B.1.1.7 memilki mutasi genetik pada protein di durinya.
 
Yang menyebabkan terjadinya penyebaran virus secara cepat dengan kemungkinan tingkat infeksi menjadi lebih tinggi.
 
Terdapat beberapa gejala dari varian baru Covid 19 diantaranya seperti batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan kelelahan.
 
Beberapa penelitian menunjukkan hasil dari varian baru adalah tidak adanya kecenderungan seperti hilangnya indera penciuman, yang umumnya terdapat pada varian lain.
 
Setelah ditemukan pada September 2020 lalu, varian baru tersebut juga ditemukan setidaknya dalam 44 negara, termasuk AS.
 
 
Studi dari The London School of Hygiene & Tropical Medicine mengamati 2.583 kematian di antara 1,2 juta orang yang melakukan tes virus corona di Inggris.
 
Dan menemukan bahwa mereka yang terinfeksi varian baru, sekitar 30% lebih kemungkinan akan meninggal dalam waktu 28 hari.
 
Data tersebut berasal dari beberapa studi pendahuluan, tentang tingginya tingkat kematian dari varian baru , dibandingkan yang terdapat pada jenis lain.
 
Pemerintah tetap meminta masyarakat disiplin mematuhi protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
 
 
Protokol kesehatan harus tetap diterapkan dalam setiap aktivitas mengingat hal tersebut sangatlah penting dalam mencegah terjadinya penularan.***
 

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: covid19.go.id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x