Diskusi BNPB dan Pentaheliks, Sebagai Upaya Persiapan GPDRR 2022 di Bali

- 5 Februari 2021, 20:30 WIB
FGD yang dilakukan untuk menyusun rencana pengembangan kajian kebencanaan pemulihan nasional di Provinsi Bali pada Kamis, 4 Februari 2021.
FGD yang dilakukan untuk menyusun rencana pengembangan kajian kebencanaan pemulihan nasional di Provinsi Bali pada Kamis, 4 Februari 2021. /Twitter/@BNPB_Indonesia

PORTAL PASURUAN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengadakan Forum Group Discussion (FGD) pada Kamis, 4 Februari 2021 melalui komunikasi digital.

FGD tersebut dilakukan BNPB untuk menyusun rencana pengembangan kajian kebencanaan pemulihan nasional di Provinsi Bali.

Dalam FGD tersebut diikuti oleh berbagai unsur Pentaheliks yang terdiri dari perwakilan Kementerian riset dan Teknologi atau Badan Riset dan Inovasi Indonesia (BRIN), Kementerian Dalam Negeri, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca Juga: Gubernur Jawa Timur Tinjau Lokasi Banjir Pasuruan, Khofifah: Trauma Healing itu Penting

Selain itu, ada juga Forum Perguruan Tinggi PRB (FPT FRB), perwakilan perguruan tinggi, serta perwakilan dari dinas-dinas dan praktisi pariwisata di Provinsi Bali.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Sistem dan STrategi BNPB, Raditya Jati menjelaskan, bahwa turunnya angka kasus Covid-19 di Provinsi Bali bisa memulihkan perekonomian dengan destinasi wisata yang bebas Covid-19.

Dia menambahkan, kalau hal ini sangat penting. Karena, Bali terpilih menjadi tuan rumah Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022.

Hal tersebut juga menunjukkan kalau Indonesia sudah mampu dan siap mengelola resiko bencana yang baik di taraf internasional.

Baca Juga: Pasca Banjir di Kecamatan Gempol, Bupati Pasuruan Pastikan Pengungsi Dipindahkan ke Rumah Layak Huni

"Dengan menurunnya kasus Covid-19 di Bali, kita dapat memulihkan destinasi wisata yang bebas Covid-19," ujar Raditya, seperti yang dilansir PORTAL PASURUAN dari laman resmi BNPB.

Dalam FGD tersebut, Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB, Udrekh menjelaskan, bahwa konsep kajian kebencanaan yang akan dilakukan untuk mengkaji permasalahan ekonomi dan pariwisata di Bali.

Dia menjelaskan, kalau peran perguruan tinggi bisa menggandeng masyarakat dan mitra terkait sangat penting untuk menghasilkan rekomendasi penelitian tepat sasaran sesuai dengan permasalahan yang ada.

Baca Juga: Dua Kelompok Gerakkan Sosial Abad 19-20 di Tanah Air, Ada yang Didukung Kolonial Belanda

"Kita harus bisa memetakan permasalahan di Provinsi Bali secara holistik agar tidak sulit mengatasi pandemi Covid-19 ini, bagaimana mengatasi Covid-19 di Bali dengan pendekatan kajian," ujar Udrekh.

Salah satu praktisi Akademisi, I Nyaman Surja mengungkapkan, kalau sudah ada beberapa dukungan kegiatan yang dilaksanakan pada 2020 untuk memaksimalkan penanganan Covid-19 di Bali.

"Beragam upaya penanganan Covid-19 di Provinsi Bali telah dilakukan pada tahun 2020 seperti melalui pemberdayaan masyarakat di bidang UMKM, pengembangan swasta agro, dan penelitian identifikasi bahaya pada daerah pengembangan budaya Bali," ungkap Surja.

Baca Juga: Bisnis Rumahan, Peluang Usaha dengan Omzet Jutaan Rupiah

Di akhir sesi FGD, Udrekh menambahkan, untuk mendorong program 'Bali Kembali' semua pihak yang terlibat harus memahami berbagai perspektif dan sudut pandang.

"Diharapkan diskusi yang melibatkan berbagai pihak dalam unsur Pentaheliks ini dapat terus berlanjut dan dapat menghasilkan kebijakan yang sesuai dengan kondisi akar masalah," pungkas Udrekh.***

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini